Wednesday, December 29, 2010

(Repost) SANG PENCERAH

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Education
Inilah film pertama kali yang aku tonton barengan sama Jibran dan ayah. Nontonnya pun jauh banget sampe ke Cirebon, hehe.. berawal dari iklan di TV trus penasaran, dan jadilah kami mengisi libur lebaran kala mudik lalu nonton film ini. Ampunn.. ngantri tiketnya euyy ga tahan.. rupanya film ini jadi film favorit orang2 di Cirebon...

Sang Pencerah diawali kisah kelahiran seorang bayi laki-laki bernama Muhammad Darwis (Lukman Sardi) di dalam sebuah keluarga Jawa yang memiliki latar belakang lingkungan beragama Islam yang sangat kuat. Dalam pertumbuhannya, Darwis remaja (Ihsan Tarore) sering merasa aneh dengan kebiasaan lingkungannya yang seringkali mencampuradukkan kegiatan agama dengan berbagai kegiatan yang berbau mistis. Hal inilah yang kemudian menarik perhatian Darwis untuk mempelajari Islam lebih lanjut. Di usianya yang ke-15, Darwis, dengan seizin orangtuanya, pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, sekaligus mempelajari Islam langsung di tempat kelahiran agama tersebut.

5th kemudian, Darwis dewasa (Lukman Sardi) kembali ke kampung halamannya di Yogyakarta. Sesuai dengan kebiasaan mereka yang baru kembali dari Mekkah saat itu, Darwis merubah namanya menjadi Ahmad Dahlan.
Kondisi lingkungannya sendiri, yang saat itu berada di bawah bayang-bayang penjajahan Belanda, masih sama ketikapertama kali dia meninggalkan Yogya. Banyak ajaran Islam yang dalam pelaksanaannya semakin melenceng dari apa yang telah disuratkan dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Tak tinggal diam, Ahmad Dahlan mulai secara perlahan menyadarkan masyarakat sekitar mengenai kesalahan yang telah mereka lakukan.

Tentu saja, merubah sesuatu hal yang telah menjadi semacam adat di dalam sebuah kelompok bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Ahmad Dahlan sendiri sempat mendapatkan kecaman dari seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo), bahkan sering dituding sebagai seorang kyai yang sesat. Namun atas dukungan penuh istrinya, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca), keluarga, dan beberapa orang murid setianya, Ahmad Dahlan terus berusaha menegakkan akidah, termasuk dengan bekerjasama dengan organisasi modern yang banyak dinilai merupakan kelompok kafir oleh lingkungannya.

Ngga nyesel bela2in ngantri karcis demi nonton film ini, Hanung sang sutradara emang kereng banget, menceritakan kisah kehidupan Ahmad Dahlan. Ia menyajikannya dengan cara yang ringan, walaupun berisi banyak pesan-pesan yang sebenarnya jika diamati lebih dekat, berisi banyak tema yang akan dianggap berat oleh para penontonnya. Cara ini terbukti efektif, aku sbg penonton enjoy dan nyaman nontonnya, tidak seperti digurui ato merasa berat dengan pesan moral yang disampaikan dalam film ini. Tidak hanya melulu soal kehidupan Ahmad Dahlan, Sang Pencerah juga berhasil memadukan kisah drama romantis antara Ahmad Dahlan dan istrinya, sekaligus komedi di dalam penceritaannya yang membuat jalan cerita film ini semakin mudah untuk diresapi.

Pemain2nya pun keren2. Sebagai Ahmad Dahlan, Lukman bermain sangat alami. Kharismanya sebagai seorang aktor muda berbakat terlihat menyatu erat dengan karakter yang ia mainkan.
Selain Lukman, jajaran pemeran lainnya tidak kalah dalam memberikan kontribusi mereka dalam menghidupkan nyawa Sang Pencerah. Hanung berhasil mengarahkan banyak bintang muda seperti Ihsan Tarore, Joshua Suherman, Giring, Dennis Adhiswara, Ricky Perdana dan Zaskia Adya Mecca untuk bermain dan menyatu erat dengan kemampuan akting para seniornya seperti Yati Surachman, Ikranegara, Slamet Rahardjo, Agus Kuncoro hingga Sudjiwo Tewo. Benar-benar barisan pemeran impian yang terbukti sangat dapat diandalkan!

So... buat yang belum nonton, buruan nonton, kalian akan senada dengan aku, dan akan bilang, kalo film Sang Pencerah emang keren dan bagus banget.... !!


Postingan Review ini sebenarnya udah pernah aku posting, namun.... aku repost dalam rangka ikutan dan ngeramein lombanya yang dibuat oleh Bunda Maya aka 3F, detail bisa diintip disini :
http://bunda2f.multiply.com/journal/item/343/Lomba_Menulis_Review

[curcol] Ketika Euforia berakhir dan Garuda (tetap) di Dada-ku...

Yuaapppp… usai sudah pesta tadi malam, setelah sebulan euforia sepak bola melanda Indo. Gegap gempita dukungan buat Timnas berakhir ditutup oleh Final antara Indo vs Malay berlangsung meriah dan mengukuhkan Malay sbg Macan Asia Tenggara menaklukan Indo sang Garuda.

 

Leg 1 di Bukit Jalil dimana Malay unggul 3-0 dan tadi malam skuat Merah Putih memenangi laga atas Malay dengan skor 2-1, namun meski semalam Indo menang tapi belum juara….. karena Malay lebih unggul dengan total akumulasi gol 4-2 atas Indo, dan mahkota juara jatuh ke tangan Malay.

Meski kalah menang dalam sebuah pertandingan adalah lumrah, karena selalu ada keguncangan untuk dapat menerima 2 kemungkinan itu. Terguncang karena euforia menang, sebaliknya siap menerima terguncang bila kalah.

 

Hmmm…. sebenarnya aku bukan pecinta bola sejati, namun tepatnya pecinta bola musiman. Tidak sepertinya mereka yang tergabung dalam community Jakmania, uhh.. jauhhh…

Aku hanyalah bagian dari segelintir mereka yang menyukai bola dan demam bola kala ada perlehatan akbar sepeti halnya World Cup.

Baru akan melek mata begitu babak penyisihan udah berlalu, baru akan melek mata saat pertandingan mencapai perempat final, semifinal dan berakhir di Final.

Hmmm.. benar2 pecinta bola musiman bukan? J

 

Namun khusus piala AFF, aku mengikuti tahap demi tahap, mengikuti kala Indo menang melawan Laos, mengiktu kala Indo menang melawan Philippine dan pucaknya kala Indo melawan Malay di Bukit Jalil 26 Dec lalu dan puncaknya tadi malam di GBK. Melihat tangguhnya dan semangat para Timnas membuat aku kagum, dan bangga…apalagi dibarengi antutiasme para supporter pendukung Timnas begitu hebat. Luarrr biasaaa.... kebanggaan dan kecintaan mereka terhadap Indo, dan sadar atau tidak, kebangkitan sepak bola sebagai olahraga yang menggabungkan pertandingan dengan penonton dari semua lapisan.

 

Dannnn… kecintaan ku terhadap Timnas, pasti ada sebab, yuaapp…. Pasti seneng liat Timnas main karena para personil2nya, pernahhh suka sama Irfan Bachdim, tapi trus suruttt… kemudian beralih ke Maman karena ga nahan liat gayanya yang cool dan sekarang ngefans berat ama Bepe karena kepintarannya menulis dan menuangkan perasaan melalui tulisan2 indahnya di webnya 

Jadiiii.. sebatas itukah kecintaanku sama sepak bola, jujur yaaa…. Seperti diawal ditulis baru cinta saat ada demam, baru cinta kalo emang lagi musimnya, hmm……..

 

Pastinyaa…. Apapun hasil pertandingan tadi malam Indonesia sudah menang meski belum Juara…. Kemenangan karena ditengah miskinnya kegembiraan bersama ternyata kita semua menemukan sukacita kolektif dan itu ternyata dari sepakbola…

 

 

Hidup Timnas…… Timnas……Im still proud you…. Luv u.. Timnas……

Monday, December 27, 2010

[copass] “Indonesia Masih Bisa”

Ditulis Oleh: Bepe, waktu: 28 December 2010, pada kategori:Tim Nasional

“Football is an unpredictable thing.. Some results will make you shock, but that’s the thing that makes it passionate, the mystery in it”

Kekalahan Indonesia dari Malaysia di stadion Bukit Jalil dua hari yg lalu, bagai sebuah tamparan keras bagi bangsa Indonesia. Tidak hanya seluruh punggawa tim nasional yg terkejut, akan tetapi seluruh pendukung merah-putih pun saya yakin juga masih merasa tidak percaya dengan hasil minor tersebut..

Di tengah optimisme akan kebangkitan persepakbolaan kita yg begitu melambung tinggi, kekalahan telak tersebut bak sebuah petir di siang bolong. Sebuah dentuman keras, yg seakan membangunkan kita dari sebuah mimpi indah di siang hari. Sebuah kekalahan memang akan selalu mengintai dalam setiap pertandingan, akan tetapi dengan skor 0:3 melawan Malaysia..?? tentu tidak pernah terlintas dalam benak saya untuk saat ini..

Ketika itu, suasana di ruang ganti tampak berbeda 180 derajat dari 5 pertandingan yg telah kita lewati sebelumnya. Semua pemain nampak tertunduk lesu memandangi lantai ruang ganti yg basah dan kotor oleh tanah dan rumput lapangan. Keceriaan dan teriakan kemenangan itu tidak terdengar lagi, yg samar-samar terdengar hanyalah suara hembusan napas panjang dan decakan penyesalan yg keluar para pemain yg masih nampak setengah tidak percaya..

Raut muka si Opa (begitulah kami biasa memanggil Alfred Riedl) masih nampak dingin dan tenang seperti biasa, Riedl memang sebuah pribadi yg selalu terlihat tenang, dingin dan sangat fokus dalam apapun keadaannya. Sebuah kalimat keluar dari mulut Riedl saat itu, “Hey,, saya tidak ingin melihat kalian semua berjalan tertunduk saat keluar dari ruangan ini. Malam ini kita memang tidak bermain baik, akan tetapi perjuangan ini masih belum selesai dan kalian semua harus ingat itu..!!”..

Sesaat sebelum memimpin doa penutup, saya meminta waktu kepada Riedl untuk berbicara di depan semua pemain. Dengan setengah berteriak saya berkata “Rekan-rekan kekalahan ini harus berhenti di ruangan ini. Kita tidak memerlukan pembahasan yg lebih panjang mengenai apa yg terjadi malam ini, tidak ada saling menyalahkan tentang apa yg terjadi di lapangan tadi. Kita menang bersama-sama dan sudah seharusnya kita juga kalah bersama-sama”. Saat itu saya memberikan semangat dengan bertepuk tangan, yg seketika disambut dengan tepukan dari semua yg berada dalam ruangan tersebut sambil berteriak, ayooooo…!!!..

Dalam sebuah pertandingan sepakbola. Setiap kemenangan akan membuat kita menjadi lebih percaya diri dan lebih baik sebagai sebuah tim. Akan tetapi setiap kekalahan juga mampu membuat kita menjadi lebih dewasa dan kebih kuat, jika kita mampu menyikapinya dengan cara yg bijaksana. Akan selalu ada pelajaran yg dapat kita petik dalam setiap kekalahan..

Dan lebih daripada itu, bukankan kita masih mempunyai satu pertandingan final lagi di Jakarta. Dimana kita akan bermain di depan kurang lebih 80 ribu pendukung garuda yg sangat fanatik dan militan. Tempat dimana kita (Dalam 5 pertandingan terakhir), selalu mampu menghadirkan kegembiraan bagi pendukung merah-putih di seluruh pelosok negeri. Jadi sangat tidak beralasan dan kurang bertanggung jawab rasanya, jika saat ini kita tertunduk lesu dan patah semangat..

Kita tentu masih ingat saat partai final UCL di tahun 2004, ketika sebuah tim bernama Liverpool mampu menyarangkan 3 gol ke gawang Nelson de Jesus Silva (Dida) hanya dalam waktu 45 menit. Sehingga memaksa AC Milan menjalani perpanjangan waktu 2 x 15 menit, dan akhirnya harus menyerah melalui adu tendangan pinalty…

Beberapa waktu yg lalu kita juga disuguhi sebuah kejadian yg terkesan janggal. Ketika tim sekelas Real Madrid dengan sederet bintang-bintangnya serta pelatih sekaliber Jose Mourinho, harus tersungkur oleh kedigdayaan Barcelona dengan skor 5:0 di Camp Nou. Hal tersebut membuktikan jika sepakbola itu penuh dengan misteri, dan akan selalu demikian sampai kapanpun..

Indonesia memang sangat jauh dari gambaran kekuatan Liverpool maupun Barcelona. Akan tetapi saya juga sangat yakin jika Malaysia tidak sekuat dan setangguh AC Milan ataupun Real Madrid. Sehingga kemungkinan bagi kita (Indonesia) untuk dapat memukul Malaysia dengan skor telak di Gelora Bung Karno, juga masih sangat terbuka lebar…

Beberapa contoh diatas, adalah gambaran magis dari sebuah olahraga bernama sepakbola. Dimana dalam setiap menit atau bahkan detiknya penuh dengan kejutan dan kejadian-kejadian yg sarat akan emosi. Sepakbola, akan selalu dikelilingi dengan misteri-misteri yg terkadang susah di mengerti dengan hanya sekedar akal sehat. Dan hal-hal tersebutlah yg sebenarnya membuat olahraga ini menjadi sangat menggairahkan..

Maka, sangat beralasan rasanya jika setelah kekalahan 0:3 dari Malaysia tersebut, keesokan harinya saya berteriak dengan lantang melalui corong akun twitter saya sebagai berikut:

@bepe20: Bukankah masih ada 90 menit lagi di Jakarta kawan-kawan.. Tetap Semangat…!!! #Indonesiamasihbisa

Terus berusaha keras, adalah jalan satu-satunya yg harus kita tempuh pada tgl 29 desember nanti, di Stadion Utama Gelora Bung Karno.“Karena dengan berhenti berusaha, maka kita tidak lebih baik dari seorang pengecut”. Dan apapun hasil dari pertandingan leg kedua nanti, mari kita pastikan jika kita telah mengeluarkan semua kemampuan terbaik kita untuk coba memenangkan pertandingan tersebut. Karena kesempatan ini tidak akan datang dua kali kawan, iya tidak akan datang dua kali..

Selamat berjuang untuk kita semua. Ini adalah final ke 4, setelah pada 3 final sebelumnya kita selalu gagal. Mari kita satukan tekat dan saling bahu-membahu untuk mewujudkan impian itu menjadi sebuah kenyataan. Memang tidak mudah untuk mengejar defisit 3 gol, akan tetapi hal tersebut rasanya juga bukan menjadi sebuah hal yg tidak mungkin kawan, “It’s time to show from what we are made of”

Akhir sekali, ijinkan saya untuk mengutip sebuah Quote, dari seorang tokoh besar dunia yg bernama Sir Winston Leonard Spencer Churchil atau lebih kita kenal dengan nama Winston Churchill, yg berisi demikian;

“Success consists of going from failure to failure without loss of enthusiasm”

Maka, tetaplah semangat kawan-kawan seperjuanganku. Karena kita semua masih percaya, jika;

“Indonesia Masih Bisa”

Selesai…

source fr. http://bambangpamungkas20.com/bepe/?p=433

[intermezzo] Surat Untuk Firman

Kawan kita sebaya. Hanya bulan yang membedakan usia. Kita tumbuh di tengah sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua oleh televisi yang tiada henti mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka. Orang tua, pendahulu kita dan mereka yang memegang tampuk kekuasaan adalah generasi gagal. Suatu generasi yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang mereka khianati sendiri. Kawan, akankah kita berhenti lantas mengorbankan diri kita untuk menjadi seperti mereka?


Di negeri permai ini, cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi kenyataan. Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan, sebab kemalangan orang lain adalah sumber utama kebahagiaan kita. Kawan, inilah kenyataan memilukan yang kita hadapi, karena kita hidup tanpa cinta maka bahagia bersama menjadi langka. Bayangkan adik-adik kita, lupakan mereka yang tua, bagaimana mereka bisa tumbuh dalam keadaan demikian. Kawan, cinta adalah persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Tidak kepada poster dan umbul-umbul, tidak kepada para kriminal yang suka mencuci muka apalagi kepada kuli kamera yang menimbulkan kolera. Cinta adalah kesungguhan yang tidak dibatasi oleh menang dan kalah.


Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan, menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada. Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata “bisa” belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas, tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira.


Firman Utina, kapten tim nasional sepak bola Indonesia, bermain bola lah dan tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Sepak bola tidak ada urusannya dengan garuda di dadamu, sebab simbol hanya akan menggerus kegembiraan. Sepak bola tidak urusannya dengan harga diri bangsa, sebab harga diri tumbuh dari sikap dan bukan harapan. Di lapangan kau tidak mewakili siapa-siapa, kau memperjuangkan kegembiraanmu sendiri. Di pinggir lapangan, kau tidak perlu menoleh siapa-siapa, kecuali Tuan Riedl yang percaya sepak bola bukan dagangan para pecundang. Berlarilah Firman, Okto, Ridwan dan Arif, seolah-olah kalian adalah kanak-kanak yang tidak mengerti urusan orang dewasa. Berjibakulah Maman, Hamzah, Zulkifli dan Nasuha seolah-olah kalian mempertahankan kegembiraan yang hendak direnggut lawan. Tenanglah Markus, gawang bukan semata-mata persoalan kebobolan tetapi masalah kegembiraan membuyarkan impian lawan. Gonzales dan Irvan, bersikaplah layaknya orang asing yang memberikan contoh kepada bangsa yang miskin teladan.


Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang pengolah kata kepada seorang penggocek bola. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh piala, bermainlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan!

source fr. http://itonesia.com/surat-untuk-firman/

====================================

swearrr... tulisan ini bagus banget, so inspiring..... bener2 menyentuh, dikirim dari seorang temen via email dan aku share disini..

Sunday, December 26, 2010

Belum berakhir....

Inilah realita yg ada, meski pahit namun smua belum berakhir, masih ada 1kesempatan u/ mengejar ketinggalan...

Nonton piala AFF di rmh td, rame2 dg keluarga, adik2 n ipar seru bgt. Melihat usaha pemain timnas berlaga di kandang malay benar2 menguras energi n suara, teriak2 kala melihat pemain malay membobol ptahanan indo, dg skor telak 3-0. kecewa? Hmm.. pastinya, tp mencoba realitsis, meyakinkan hati bhwa timnas sdh berusaha max, mrka sdh mengerahkan smua energi mrka u/ partai final ini, sejatiny permainan ada yg kalah n menang... begitu bukan?

Tapiii... bgitu buka MP, bersliweran qn mendominasi, menyesali bahkan m'hujat timnas, ada yg blg, 'indo malu2in kebobolan kok 3-0', ada yg nulis 'timnas payah', ada yg berujar, 'timnas jago kandang'
Heiii.... knapa hrus menghujat, knp hrus coment negative, knpa hrs marah n ga terima atas kekalahan timnas? Tetaplah sportif, aq sendiri berpikiran, bukan hujatan yg hrs diberikan kpd timnas, justru suport n smangat buat mereka meski kekalahan telak di leg 1 yg tjdi, pastinya timnas sdh berusaha, mereka sdh main sesuai kemampuan mreka, swajarnya qt appreciate, jgn hny menyalahkan, saat menang dg pìlipn kmrn bgmn smua mengelu-elukan, memuji2, knp saat mrka kalah qt lantas menghujatnya, heiii... suporter sejati adalah suporter yg tetap mdukung team ny, saat mreka menang atopun saat mreka kalah.

Gerammm bgt rasanya, bgmana indo bs maju kalo mentalny msh 'spt ini' ? Sportif donk, mau kalah ato menang, timnas sdh max, kalopun ada yg mau dikritik mau dihujat adlh pengurus PSSI, yg kemaruk, memanfaatkan momentum timnas u/ kepent sepihak, unsur politik bs tbaca oleh smua yg awam, ngatur penjualan karcis diatur sendiri, berakibat kacau, tdk ada pihak ke3 dilibatkan u/ membantu ini, pengurus PSSI ingin ambil alih smuanya, lihat aj yg tjdi, antrian tiket panjang b'akhir dg kericuhan, disaat pemain timnas di malay butuh könsentrasi mjelang final, di indo ricuh krn pjualan tiket.

So, kekalahan td jadikanlah pelajaran, jgn menghujat n m'kritik, tetaplah dukung n smangati mrka, agar smua timnas nt bs mengejar ketinggalan, agar mreka tetap merasa diakui, agar mereka tetap yakin bhwa permainan blm berakhir...

Go Gönzales, Go Nasuha, Go Irfan, Go Zulkifli, Go Arif, Go BePe, Go Bustomi, Go Maman.... Luv u timnas, smangattt....

*curcol bunda na ibang.. kecewa bukan krn kekalahan, kecewa krn respon suporter.. hiks dalam euy curcol-na...-
teteupp... no tendesi apapun...

Tuesday, December 21, 2010

[share * true story] KASIH IBU YANG LUAR BIASA…

Seorang Ibu yang sudah renta duduk di kursi roda di tepi danau, ditemani oleh anaknya yang sudah mapan dan berkeluarga.

Si ibu bertanya “ itu burung apa ya nak, yang berdiri ditepi danau itu ?”

Si anak menjawab “ burung bangau bu”. Si anak menjawab dengan sopan.

Tak lama kemudian si ibu bertanya lagi “ itu yang warna putih burung apa ya nak ?”

Dengan sedikit kesal si anak menjawab “ ya bangau juga bu ?! kan sama…!"

Kemudian si ibu kembali bertanya “ lantas, yang terbang itu burung apa ya nak kok warnanya putih ?”

Dengan nada kesal si anak menjawabkan bangau juga to bu yang lagi terbang itu ?! masak sih ibu nggak melihatnya, gimana sih..kan sama aja..!!!"

Tanpa terasa air mata menetes dari sudut mata si ibu sambil berkata lirih…

“ Dulu, beberapa tahun yang lalu ibu memangku kamu dan menjawab setiap pertanyaan dari kamu yang bertubi-tubi dengan penuh Kasih sayang, sedangkan saat ini ibu hanya bertanya tiga kali tetapi kamu sudah membentakku dua kali….”

Si anak terhenyak kaget luar biasa, kemudian terduduk diam dan menyesali perbuatannya…lalu…si anak memeluk ibunya dengan erat dan memohon maaf sebesar-besarnya……

Luar biasaaa…si ibu memaafkan dengan segala kebesaran hatinya….

Itulah cinta ibu tak ada batasnya, sedangkan cinta kita kepada orang tua sebatas kebutuhan kita….

Nah, pernahkah kita memikirkan apa yang telah diajarkan oleh seorang ibu kepada kita ?

Sayangilah ibu kita, ibu mertua kita, melebihi sayang kita terhadap  suami atau istri kita.

Karena biasanya penyesalan datang terlambat, kita akan kembali kepada orang tua kita ketika beliau baru saja dipanggil oleh Tuhan.

Maka dari itu sebelum semuanya terlambat, marilah kita memuaskan diri kita untuk selalu menengoknya selagi masih hidup dengan menemaninya sesering mungkin.

Dan bagi kita yang sudah ditinggalkan oleh orang tua kita, marilah kita rajin mendoakannya dan mensyukurinya tiada henti saat kita masih dalam bimbingan mereka ketika mereka masih hidup.

SELAMAT  HARI IBU….

 

Wednesday, December 15, 2010

PR Lapis Surabaya (lunas euyyy...)


Description:
Akhirnya... setelah sekian lama hanya bisa janji, kesampean juga bisa bikin lapis surabaya made in sendiri ala Bunda na Ibang. Meskiii.. sempet jiper begitu liat resepnya, awww.... banyak bener sih penggunaan telurnya. Kemudian bergerilya ke kumpulan resep di rumah, sibuk cari2, ahaa.... baru ingat kalo punya buku resep kue "irit telur", yippieee.. disitu ada resep lapis surabaya juga, sipp.. setelah memantapkan hati, dan meyakinkan diri, jadilah nyontek resep ini, kemudian segera menimbang2 bahan2nya, alhamdulillahs emua bahan yang dibutuhkan ada di rumah, sipp.. hanya perlu beli telur aja. Eittt... setelah dicek ternyata ga punya loyang uk 22cm euy, akhirnya nyebrang sebentar ke tukang perabot sebelah alfa, alhamdulillah dapat loyang dicari langsung beli 2, selanjutnya dimulailah "pertempuran" ini dibantu si kaka tercinta pastinya... dannnn.... dengan pedenya pula pake timbangan baru hadiah dari ayah dunk *bangga... hehehe....
pastinya lebih akurat untuk nimbang bahan yg diperlukan, ga kaya kemarin yg masih ngira2, hehehe...

Dan inilah hasilnya, hihihi... untuk kue lapisan pertama ga ngembang euyyy.. gara2 insiden gas abis, hikss... tapi lapisan ke 2 yang coklat alhamdulillah mulus, yang ke 3 pun demikian.
Insiden berikutnya, saat aku olesi selai ke kue, waduhhhh.. si kaka sibuk ikut ngebantuin, jadilah selai yang diolesi ke kue berantakan dan bikin selai nempel di permukaan kue ga rata, tapi ga apalah.. buat konsumsi sendiri toh.... :P

Pssttt... comment ayah, katanya, lapis surabaya buatanku enak loh, cukuplah buat pemula kaya aku, dan ludes dalam waktu cepat loh... alhamdulillah...
so lunas ya yah utangku... *wink

Ingredients:
Bahan cake putih :
5 butir telur
100 gr gula pasir
1 sendok teh SP (aku pake merk butterfly)
100 gr tepung terigu protein sedang (aku pake segitiga biru)
15 gr tepung maizena
10 gr susu bubuk (aku pake dancow)
75 gr margarine (aku pake blue band) --> dikocok lembut

Bahan cake cokelat
5 butir telur
120 gr gula pasir
1 sendok teh SP (aku pake merk butterfly)
90 gr tepung terigu protein sedang (aku pake segitiga biru)
25 gr cokelat bubuk (aku pake van houten)
10 gr susu bubuk (aku pake dancow)
75 gr margarine (aku pake blue band) --> dikocok lembut
1/2 sendok teh cokelat pasta (aku pake butterfly)

Bahan olesan :
100 gr selai stroberi (aku pake campuran blueberry dan stroberi... hehe)

Directions:
Cake putih :
1. Kocok telur, gula & SP sampai mengembang.
Tambahkan tepung terigu, tepung maizena dan susu bubuk sambil diayak kemudian diaduk rata.
2. Tuang ke kocokan margarine sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan.
3. Tuang ke dalam loyang ukuran 22x22x4 cm yang telah dioles margarine dan dialasi kertas roti.
Oven selama 20 menit dengan suhu 190 derajat celcius.
4. Buat cake cokelat dengan cara yang sama.
5. Buat sekali bahan cake putih.

Penyelesaian :
6. Ambil selembar cake putih, olesi bagian abwahnya dengan selai stroberi, kemudian tutup denang cake cokelat. Oles lago demham selai stoberi dan terakhir tutup lagi dengan cake putih. Padatkan.

Tips :
- Untuk cake cokelat, kupas permukaan kulitnya agar pada saat dioles selai bisa menempel sempurna.
- Jangan buat adonan putih sekaligus dalam 1 loyang, karena kue akan lebih lama matangnya hingga lebih keras hasilnya.
- Sebelum melepas kertas roti pastikan kue sudah dalam keadaan dingin, karena saat masih panas kertas roti dilepas, maka permukaan kue teratas akan ikut menempel di kertas roti, membuat kue tidak terlihat cantik.

Thursday, December 9, 2010

[curcol] “Kenapa Bunda ke(r)ja…??”

pic fr : here

 

Ini pertanyaan si Kaka tadi malam saat aku, ayah dan Kaka lagi kumpul di kamar, bercengkrama, bercanda pastinya, sementara ayah diujung kamar masih sibuk berkutat ama kerjaannya L. Tiba2 sampai pada satu topic, yang bikin aku kaget begitu mendegar pertanyaannya, dan akhirnya mellow2 mandayu-dayu….. begitu mengingat pertanyaan si Kaka, apalagi saat melihat lelapnya si kaka dalam tidurnya.

 

“Bunda, besok hari apa?”

“Jum’at Ka.”

“Asyiikk.. abis Jumat, sabtu ya Nda?”

“Iya sayang Sabtu….. Kaka seneng kan kalo hari Sabtu.”
“Iya Bunda, seneng.. Kaka ke (se)kolah diante(rin) Bunda kan…”
(sumringah gitu jawabnya)

“Bunda juga seneng kalo libur bisa main sama Kaka lama, Sabtu Minggu bisa jalan2 ama Kaka.”

“Abis Minggu be(sok)nya Bunda ke(r)ja lagi ya?”

“Iya sayang senin Bunda masuk kerja lagi deh.”

“Bunda.. kenapa sih Bunda ke(r)ja mulu?”

“Kenapa? Kok kenapa Ka? Bunda kan kerja buat cari uang buat sekolah Kaka.”

“Tapi temen2 Kaka, Bunda nya ga ke(r)ja kok.”

“Oh ya? Tapi kalo bunda ga kerja Bunda nanti ga punya uang dunk.” (Sweaarr.. emaknya mulai bingung ngasih jawabanhikss L), kulihat ayah hanya menoleh seoalh membiarkan situasi ini menjadi milik aku dan Jibran.

“Temen2 Kaka Bundanya ga ke(r)ja, ga punya uang ya Nda?”

(meringis nih, merasa keliru ngasih jawaban L)

“Nda…. Tiap ha(ri) temen2 Kaka kalo (se)kolah diante(r)in sama Bundanya, Kaka kok dianterin sama Uwa?”

“Iya sayang, tapi kan kalo Sabtu Kaka diantar Bunda?”

“Iya tapi Kaka maunya tiap ha(ri) kaya Pasha, Nicole, Uma(r), Ayu… diante(rin) Bundanya(keliatan dari jawabannya si Kaka mulai protes nih…)

“Oh ya? Tapiii.. temen Kaka ada yang dianter mbanya juga kan? Itu Aida, Rayhan juga tiap hari diantar Mbanya kan?”

“Iya Bunda, tapi Kaka maunya kaya Ayu diante(rin) nya sama Bunda bukan sama Uwa..!”

“Hmm… gini deh, nanti Bunda minta libur sama Bos Bunda ya, biar bisa anterin Kaka sekolah.”

“Libu(r) nya lama ga?’

“Hmm… 3 hari gimana?” (mulai bernegosiasi, seraya tanganku mengacungkan tiga jari ke arah Jibran)

“3 ha(ri) ya Nda, t(r)us besoknya masuk ke(r)ja lagi?”

Doohhh… mulai panik dan ga nyaman, kok ya pertanyaannya ga abis2 ya? L

“Iya sayang, abis libur 3 hari Bunda masuk kerja lagi.”

“Kapan libu(r) nya Nda?”

(wuaaa… mateng deh, keliru lagi ngasih jawaban, secara ngajuin cuti aja susaaahhh bener sekarang dah ditagih, hiks…L)

“Hmm… nanti ya Ka, Bunda bilang sama Bos Bunda dulu, Bunda mau libur mau anter Kaka sekolah…okay.. hmm.. udah malam nih Ka, kita bobo yuk…”

(mencoba mengalihkan perhatian dan pembicaraan….)

Bagusss… si kaka nurut diajak segera bobo nurut sipp.. setelah itu kami bersama2 baca doa sebelum tidur trus aku pura2 merem, tiba2…

“Nda…. Kaka pingin Bunda di (ru)mah aja, Kaka pingin Bunda ga ke(r)ja.”

“Ka… katanya mau bobo kok malah ngobrol lagi?” (masih berusaha mengalihkan pembicaraan..)

“Iya tapi Kaka mau di(ru)mah sama Bunda tiap ha(ri…)”

“Sayanggg.. denger deh, Bunda kan harus kerja, cari uang.”

“Bundaaaa… minta uangnya sama ayah ajaaaa..” (kali ini beneran aku makin mellow dibuatnya)

Tiba2 ayah berbalik dan beranjak dari meja kerjanya dan menghampiri kami,

Kaka………., Bunda bener, Bunda harus kerja bantu ayah cari uang, buat bayar sekolah Kaka, buat beli mainan Kaka, buat jalan2,kalo bunda ga kerja nanti Bunda ga bisa bantuin ayah Nak, Insya Allah nanti kalo uang ayah udah banyaaakkkk… Bunda di rumah ga kerja lagi, sekarang Kaka doain ayah ya biar ayah sehat jadi bisa kerja bisa cari uang yang banyak, buat Kaka dan buat Bunda..”


Ajaiiibb…. Begitu ayah yang bicara, si Kaka langsung mengkeret dan ga berargumen lagi, seolah mengiyakan kata2 ayah, entahlah… yang pasti ga lama si Kakapun terlelap.

 

Arrgghhkkkk…. Baru kusadari sekarang, anak ku sudah bisa protes sudah bisa complain, lagi dan lagi tentang kenapa Bunda kerja…. Sungguh ada mengakui ada yang keliru dari jawabanku yang diberikan ke Jibran bahwa kerjanya aku untuk cari uang untuk sekolah Kaka, untuk bantu2 ayah, agggrrhhkkkk.. benarkah jawaban ku keliru??

Yang pasti Jumat ini pingin rasanya segera berakhir dan pulang, sampe rumah dan bisa bercengkrama ketemu Jibran….membayar weekdays 5 hari ini dengan weekend. Miss u dearrr…

Wednesday, December 8, 2010

[Jibran] Nge-bodor

  

Ada yang tau ga arti dari “nge-bodor”? Hmm.. kalo kata yang USA mah nge-bodor teh artinya ngebanyol, ngelucu….. hehe… sekarang tau arti USA ga? Itu lohhh.. Urang Sunda Asli, hahaha….

Jadi, baru kami sadari kalo ternyata anak kami si Kaka itu belakangan suka nge-bodor, ada aja kata2 atopun kalimat yang diplesetin, ga tau niru siapa??

 

Kue teteh = Kue Rangi

Udah beberapa hari, ponakanku (anak kaka ipar) lagi bertandang dan nginap di rumah kami. Kami memanggilnya teteh Rani, (hers name is Rani J)

Pas siang2 ada tukang dagangan lewat depan rumah, tau2 si Kaka…

Ada kue teteh, ada kue teteh…” teriak Kaka.

“ Bunda…… beliin kue teteh donk?”

“Kue teteh? Kue teteh apaan ka?”  (aku udah underestimate aja, ngira si kaka bilang kue Te2.. haha..)

“Itu loh di depan ada kue teteh……!” seraya berlari ke depan rumah dan nunjuk abang2 yang dagang di depan rumah.

Tau apa yang dimaksud kue teteh? Ternyata di depan ada abang2 jualan kue Rangi… ampunnnn…..

 

Udah tempe = udah tau

Bunda lagi ngedampingi Kaka ngerjain PR dari TPA. Bolak balik diajarin  baca al-fatihah yang bener tapi si Kaka keukeuh jumekeh ama pendapatnya.

“Ka, ayo ikutin bunda ya… alhamdulillahirobbil’ aalamiin…, bisa kan Ka, ayo ulangi..”

“A-amdulillahi(ro)bil’ aalamin..”

“Bukan A-am Ka, Al-ham… lidahnya dinaikkan ke atas ya.. ayo ulangi..”
“A-amdulillah…”

“Keliru Ka, bukan A-am, Al-ham ya… “ (mulai gregetan nih emaknya..)

“Iya bunda, Al-ham kan.. udah tempe bunda…”

“Ha? Apaan tuh udah tempe..”

“Udah tempe… eh udah tauuuu…” jawabnya nyengir polos

“??!!~%%!!!*$$$...”

 

Motor Mio = Motor Kyo

Ini laporan Kaka ke Bunda kemarin sore via telpon.

“Bunda… tadi Kaka ke TPA nya naik ojek..”

“Naik ojek? Kok naik ojek Ka, ama siapa?”

“Ama Uwa..”

“Iya trus kenapa naik ojek?”

“Uwa bilang moto(r) Kyo nya nya mogok, jadi naik ojek deh….” (Jawab telpon sambil ketawa2 ngikik gitu..)
“Motor Kyo?”

“Iya Bunda, motor Kyo mogok, eh motor Mio nya mogok…”

“??!!~%%!!!*$$$...”

 

Mules = Pules

Pas lagi asyik bercandaan sama ayah di tempat tidur, si Kaka tau minta ditemenin ke kamar mandi mau pub.

“Bunda… Kaka mau pub nih….”

“Ya udah yuk cepetan ke kloset..”  ajakku.

Udah beberapa lama duduk di kloset tapi pub nya belum juga keluar, si Kaka megangin perutnya.

“Kenapa Ka? Kok perutnya dipegangin? Sakit perut ya?’

“Iya Bunda, pe(rut) Kaka sakit nih, pules.”

“Pules?”

“Iya Bunda, Kaka pules banget nih..” kedua tangan mungilnya masih memegangi perutnya.

“Mules maksudnya?” tanyaku.

“Hehe.. iya pules mah bobo ya bunda?”

“??!!~%%!!!*$$$...”

Ampunnn…. Si Kaka, lagi sakit perut masih sempet2nya ngebodor….. J

 

Sayur asem = sayur bau

Ini percakapan beberapa waktu lalu, saat aku telpon ke rumah ngecek Kaka dan nanyain Kaka lagi apa…

“Gimana Ka, Kaka udah makan siang belum?”

“Udah Bunda…”

“Hebat.. makannya banyak kan, juara ngga?’

“Iya Bunda, Kaka makannya banyak… jua(ra)..”

“Good boy.. gitu donk, trus tadi makannya ama apa Ka?”

“Ama ikan kembung, ama tahu, ama sayu(r) bau..”

“Sayur bau?? Sayurnya basi?”

“Sayu(r) bau bunda…” (mulai ketawa2 jawabnya..)

“Ga ngerti bunda, sayur bau itu apa??”

Masih megang HP, tau2 si Kaka teriak dan manggil uwa, “Uwaaaa… kaka tadi makan sama sayu(r) bau kaannnn??”

Dari sebarang kedengeran Uwa teriak juga sambil ketawa2, “Hehehe….sayur bau tuh sayur asem bunda….”

“??!!~%%!!!*$$$...”

 

 

Hahaha…… posting ini jadi kangen ama si Kaka euyyy…..  miss u so much Kaka…..

 

 

Tuesday, December 7, 2010

[Surprise] Romantis ‘ala ayah….

Sabtu lalu ceritanya pagi2 ayah dah di sms mantan bos nya ngajakin dateng ke pameran manufacture di MGK.

Tau yang ngajak mantan bos dan pameran manufacture pula, jelas aja ayah pasti langsung minat. Dan setelah ngdrop aku dan kaka di bimba, ayah pun menuju meeting point sesuai dengan lokasi yang sudah ditentukan, rencana kami untuk minta ditemani Belanja bulanan pun gagal, hikss……

Jadilah Sabtu kemarin aku hanya ngendon di rumah sembari nonton CD dan baca buku2 bersama Kaka dan Kyo.

 

Sampai menjelang ashar ayah belum juga pulang, saat aku telepon ayah bilang baru akan keluar dari pameran, jiaahhhh…. Segitu betahnya ayah nonton pameran, sampe ashar masih di lokasi.

Akhirnya dengan setia kita nunggu ayah sampe rumah, karena ayah bilang rencana Belanja bulanan malamnya…..

Ternyata sampe magrib ayah belum pulang juga, saat kutelepon ayah bilang lagi otw, hmm.. udah bisa diduga kalo dah kemaleman gini mending cancel aja rencana belanjan kasian anak2 soalnya…

 

Pas jam 7 kudengar klakson bunyi, Kaka dan Kyo dah hafal, langsung aja mereka lari keluar menyambut ayah, senanggnyaa..liat anak2 exciting menyambut ayah pulang.

Selesai parkir dan menutup garasi, Kaka dan Kyo ga sabar ngajak ayah main, langsung ayah ditarik ke kamar, dannn….

“Bunda… nih buat Bunda.” Seru ayah menyerahkan bungkusan plastic putih ke arahku.

Begitu aku buka, wuaaa…. Langsung speechless dan ternganga-nganga J….

Timbangan digital??? Langsung aku melompat kegirangan, iyalah.. mimpi punya timbangan digital dah lama banget aku pengen, selama ini kalo bikin kue pakenya kan timbangan manual Lion Star, jadi u/ ukuran yang kecil tidak bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya, hehe….

Dan.. ide ayah u/ beliin aku timbangan digital bukan tanpa alasan karena timbangan manual ku sebelumnya dah hancur luluh lantak dibanting Kyo, hiks….

Ahhhh…… senangnya, saat ultah lalu ayah ngadoin mixer buat aku dan sekarang dibeliin timbangan digital…… seneng lah pastinya…. J

 

Hmmm… ayah emang bukan tipe romantis, jadi kalo mau bikin surprise atau kejutan pasti standar banget, uhhh…. Meski jauh dari romantis tapi justru cara ayah yang tau2 suka ngasih tiba2 dan ga pake acting bikin aku merasa “inilah romantis”nya ayah…… hmmm… co cuwiiittttt……

 

“Jadi kalo udah dibeliin timbangan digital, ga ada alasan males bikin kue lagi ya Bund…” inilah kata2 ayah yang aku terima tadi saat chatcomm siang tadi.

“Lapis Surabaya idamanku bisa dibikin kan??”
Wuaaaa……… ini mah beneran surprise pesan sponsor namanya….
L

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ini dia penampakan timbangannya.... keren kannnn....???