Monday, December 19, 2011

[copass] Ibuku Bukan Babysitter Bagi Buah Hatiku


*****
'
'
'
==> tulisan ini saya copass dari link kompasiana

di copass sesuai asli, tanpa tendesi apapun.... sekedar untuk share, sebuah tulisan yang menginspiratif, mengharu biru, teringat Uti aka Ibuku tersayang....
Luv u uti..... selamat hari Ibu, 22 Dec nanti....



*****************************************************************************

Ibuku Bukan Babysitter Bagi Buah Hatiku

OPINI | 19 December 2011 | 18:34 974 32 6 dari 6 Kompasianer menilai inspiratif

13242944251838291217

Ilustrasi: Google Image

Berbahagialah kita yang saat ini masih memiliki ibu. Ibu adalah sosok yang selalu memberikan kedamaian dalam hidup. Kasih sayangnya tak pernah pupus dimakan waktu. Menjadi seorang ibu adalah kebahagiaan yang tak terkira. Kita akan bisa merasakan bagaimana cinta dan sayangnya kita terhadap buah hati kita pada saat kita menjadi seorang ibu.

Karena itu sudah sewajarnya dan seharusnya kita membalas semua kasih sayangnya dengan selalu membahagiakannya selama sisa hidupnya. Kita ingin agar orang yang telah membesarkan kita dengan keringat dan airmatanya, di masa tuanya bisa merasakan ketentraman dan kedamaian. Hanya satu kebahagiaannya, ia ingin melihat buah hatinya tumbuh dewasa dan hidup bahagia. Ia pun ingin melihat tumbuh kembang cucunya dengan sejuta harapan bahwa mereka mampu menjadi penerus generasi orangtua mereka.

Mungkin di antara kita pernah ada menyaksikan seorang nenek yang sedang menggendong cucunya. Nenek yang tampak letih itu dengan senyum mengembang tanpa kenal lelah mengasuh si kecil dengan penuh kesabaran. Terkadang ia mengajak main si kecil, menyuapi si kecil makan, memandikannya atau meninabobokan cucunya dengan penuh kasih sayang. Semua yang dilakukannya sungguh tanpa pamrih.

Sementara ibu dari bayi mungil itu tengah sibuk dan berkutat dengan pekerjaannya di kantor atau sedang berada di luar rumah. Bahkan mungkin hampir seharian. Bisa kita bayangkan betapa lelahnya tubuh renta itu mengasuh cucunya di rumah sambil menantikan kehadiran anak atau ibu dari cucunya itu pulang.

Terkadang himpitan dan tuntutan ekonomi membuat kita merasa berat untuk menghadirkan seorang baby sitter atau Pembantu Rumah Tangga (PRT) untuk menjaga dan mengasuh buah hati kita selama kita beraktifitas di luar rumah. Idealnya, kehadiran nenek atau ibu kita adalah hanya sebagai pengawas bagi babysitter atau PRT tersebut dalam menjaga dan mengasuh cucunya atau buah hati kita.

Mungkin di antara kita juga memiliki pertimbangan lain. Bukan masalah materi atau kemampuan dalam menggaji baby sitter atau PRT, namun lebih kepada rasa kepercayaan dan kenyamanan. Kita merasa bahwa buah hati kita akan lebih aman bila diasuh sendiri oleh neneknya ketimbang oleh Babysitter atau PRT.

Melihat kenyataan tersebut, mungkin bagi sebagian orang menganggap hal itu sudah biasa bila nenek begitu menyayangi cucunya. Namun terkadang kita lupa akan satu hal. Ketika kita telah berumah tangga dan memiliki keluarga kecil. Ada suami dan anak-anak yang lucu dan sehat, namun peran ibu kita masih terus berjalan dalam kehidupan kita.

Kita lupa bahwa ibu kita sudah saatnya duduk manis dan hanya menyaksikan perkembangan cucunya. Ingatlah, tubuh tua itu telah letih sekian lama membesarkan kita hingga akhirnya kita memiliki kehidupan sendiri. Mungkin kita lupa bagaimana memperlakukan ibu sebagaimana mestinya. Ibu kita hanya seorang yang telah lanjut usia. Bukan masanya lagi baginya untuk mengurus dan mengasuh bayi/anak kecil.

Betapapun sayang dan cintanya ibu kita terhadap anak dan cucunya, namun bukan berarti kita bisa merasa lega menitipkan buah hati kita pada sosok tua itu. Bukan berarti kita bisa leluasa membiarkan ibu kita yang memandikan atau menyuapi cucu-cucunya. Jangan biarkan kesibukan kita sebagai wanita karier melupakan hal tersebut. Ingatlah satu hal, tubuh tua itu telah letih dan sudah saatnya ia menghabiskan sisa hidupnya dengan rasa damai tanpa harus direpotkan mengurus cucu-cucunya.

Perlu kita ingat bahwa ketika kita memutuskan untuk membina rumah tangga dan hidup mandiri, konsekwensi hidup tanpa campur tangan orang tua, mau tidak mau harus kita hadapi. Hidup itu pilihan. Kita dihadapkan pada sebuah pilihan, antara tetap berkarier atau menjadi ibu rumah tangga. Sekalipun berat meninggalkan buah hati kita pada Babysitter atau PRT yang notabene orang lain, namun percayalah dengan kekuatan doa dan sejuta keyakinan di hati bahwa Tuhan akan senantiasa menjaga buah hati kita di manapun dan dengan siapapun ia berada.

Sahabat, apalah arti kekayaan dan kehebatan yang kita miliki bila kita masih memperlakukan ibu kita layaknya Babysitter atau pengasuh bagi putera-puteri kita. Sesungguhnya, ibu kita tak pernah mengeluh sepanjang hayatnya. Ia tak pernah menampilkan wajah letihnya. Yang ada di hatinya adalah ia ingin mengasuh dan membesarkan cucu kesayangannya dengan tangannya sendiri. Seolah-olah cucunya itu adalah anaknya sendiri.

Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Itulah fakta yang kita hadapi saat ini. Kelak kita akan merasakan betapa berat perjuangan seorang ibu dalam membesarkan anak-anaknya. Karena cinta dan kasih sayang seorang ibu tak pernah lekang oleh waktu. Di masa tuanya kini, sudah saatnya kita sebagai anak menyaksikan ibu yang kita kasihi dengan sepenuh hati hidup dengan tenang dan damai.  Di sisa hidupnya, jangan pernah kita biarkan ia merasakan kelelahan dalam membesarkan buah hati kita.

Ibu, jasamu sungguh tiada terkira. Tak satupun kata yang sanggup melukiskan betapa cinta dan kasih sayangmu melebihi apapun di muka bumi ini. Izinkanlah aku untuk membalas semua cinta kasihmu. Apapun yang kuberikan untukmu selama ini tak sebanding dengan curahan kasih sayangmu kepadaku. Tulus kasihmu mengalir tiada henti setiap waktu. Ibu, izinkan kucium dan kupeluk engkau, sekedar ingin kuungkapkan betapa aku sangat menyayangimu.

Tulisan ini kupersembahkan untuk ibuku tercinta. Semoga ia selalu sehat dan Tuhan berkenan memberiku kesempatan untuk selalu membahagiakannya.

I love you, mom… really really love you.

Selamat Hari Ibu.


40 comments:

  1. Terharu..
    It's me banget, Diz. Yaaahh....dia dah mengasuh aku dr kecil, skrg dia pula yg mengasuh cucu2nya, aahhh......ga prnah bisa dihitung hutang budi aku sama beliau.

    Selamat hari ibu jg ya Diz.

    I love u mom, too...

    ReplyDelete
  2. met hari ibu
    nenek2nya nathan mah pd sibuks semua :p

    ReplyDelete
  3. huhuuh... aku bgt tuh...
    emang yah... ud ngasuh kita dr kecil, skrng ngasuh cucu...
    hutang budi bangettttttt T_T

    ReplyDelete
  4. semoga para nenek yg terpaksa dititipi cucunya diberi keikhlasan, kesehatan dan panjang umur aminnnn. Surga mulia adl balasannnya.
    kalo ibu mertuaku dr awal sdh bilang kalo ga mau dititipi cucu secara fisiknya sering sakit2an. krn ibu kandungku di jogja so ga mungkin dititipi cucunya hehehe. kalo pun terpaksa ibu ku kuminta mengawasi asisten saja. kesian jeh biar menikmati masa pensiunnya tnp diributi cucunya..

    ReplyDelete
  5. mamaku malah minta semua cucu nya kumpul di rumah pas anak2nya kerja... tapi emang disediain beberapa asisten sih, jadi nya mama cuma ngawasin aja :) dan bersyukur banget dengan segala bantuan dan pengorbanan kakek dan nenek untuk semua cucu2nya

    ReplyDelete
  6. jrg bgt nitipin aya ke omanya, tp skalinya nitipin bisa seharian #plakk

    met hari ibu :)

    ReplyDelete
  7. Aaarrrggghhh...
    Nana tahu itu mbak diz...

    Bagaimana rasanya nanti kita jg diminta merawat cucu2 kita kelak, :'( ♓îks² :'( ♓îks² :'( ♓îks² :'(.

    ReplyDelete
  8. haiihhh ini aku bangeettt :(((((( Moga-moga aku bisa seperti mami-ku punya kekuatan dan kesabaran ekstra ngadepin cucu-nya.. I love u mom...

    Selamat hari Ibu..Diz :)

    ReplyDelete
  9. btw, kadang ortu ga suka lho klo dibilangi, "udah, istirahat aja. ."
    jd ngerasa ga dibutuhin.
    sebenarnya merawat cucu itu suatu kebahagiaan.
    tp ya kudu tetep dijaga ya agar jgn sampe kita kalah porsi hingga beliau kepayahan :-)

    ReplyDelete
  10. beberapa nenek yg ku kenal pun pernah mengeluhkan hal yg sama bhkn ada yg sampai menangis, krn mereka sendiri tdk sanggup menolak apalagi membicarakan dr hati ke hati mengenai merawat cucunya.

    ReplyDelete
  11. Ibuku malah pengen anak2ku dirawat beliau aja hehehe.. maklum dirumah sepi :)

    ReplyDelete
  12. huhu..neneknya 2Z jauh padahal pengen banget ibuku merawat cucu2nya, pengen selalu deket, tp ketemunya berbulan2 sekali baru ketemu....ga sabar nunggu bulan dpn ibu mau ke jkt.....*kangen

    ReplyDelete
  13. huuuu..ibuku sampe skrng masih tinggal bersama kakakku eh kebalik.. jd beliau masih jaga cucu,,tp ibuku ikhlas sekali momong cucu, meski cucunya plng kecil kelas 6 sd...
    kalo menurutku.. yg penting ibunya ikhlas.. anak yg nitip anak ke ortu juag gak kebangetan..

    ReplyDelete
  14. terharu, Alhamdulillah, sejak menikah, merepotkan mama tidak keterlaluan, hehehe, prefer tinggal terpisah dan bertanggung jawab penuh terhadap urusan anak, sehingga mama tidak repot akan urusan cucu, sesekali saat art mudik dan molor pulangnya, titip Devan, dan akan berusaha selalu bagitu, untuk tidak merepotkannya...:((

    Tetapi tetap jasa mama tiada duanya, belum cukup apapun yang diberikan skr untuk mama untuk membalas jasa2nya, hiksss *jd inget sebentar lagi tinggal jauh*

    ReplyDelete
  15. aku banget mba,hehehe..uti nya yg minta katanya ngangenin klo ga ketemu
    ahhh jadi kangen ibu dah 2 bulan ga ketemu skrg lagi di jawa..tfs mba diz

    ReplyDelete
  16. Tfs mbak....
    Anak2ku terpisah jarak dgn mereka, cuma sesekali aja ketemu...
    Aku sering bgt liat anak tetangga dititipin neneknya, udah tua nggendong cucunya sambil nyuapin keliling komplek...tampak letih diraut mukanya, aku kok ngga tega liatnya

    ReplyDelete
  17. someday kitapun akan merasakan betapa sayangny kita sama cucu kita kelak mba....

    ReplyDelete
  18. wuaaa.... belum pensiun nya omanya nathan?

    ReplyDelete
  19. hutang budi sama ibu kayanya ga bakal habis ya mom, kasih ibu kan sepanjang masa...

    ReplyDelete
  20. jadi anaknya kerja bisa tenang dan nyaman ya teh lin..

    ReplyDelete
  21. kan ga tiap hari nitipinnya neng, teu naon2 atuh...

    ReplyDelete
  22. smoga kitapun kelak diberi kesehatan umur panjang dan keikhlasan kelak ya na... amin...

    ReplyDelete
  23. selamat hari ibu juga cinnn... apa kabar?>

    ReplyDelete
  24. aminnnn...... saatnya nanti kita akan merasakan apa yg mami kita rasakan saat ini...

    ReplyDelete
  25. hikkss.... Ibuku banget nih mba, selanjutnya bakal bilang, "buat apa ada Uti kalo Uti ga dipercaya lagi....?"

    ReplyDelete
  26. bisa dimengerti mba, di satu sisi nenek tsb ingin hidup dan beristirahat di masa tua, namun disisi lain nenek tsb pasti ga tega kalo cucunya diasuh prt, mungkin was2 ato gimana.. iya ga sih??

    ReplyDelete
  27. tapi terkadang kalo pas anak2 rewel dan sakit, trus maunya digendong, itu yang bikin kita suka ga tega kan...biar gmn tenaga ibu kan sudah lebih tua dari kita...

    hhmm.. smoga ibu2 kita semua diberi kesehatan...amin...

    ReplyDelete
  28. wuaa.... senangnya 2Z mau kedatangan mbah putri yaaa......

    ReplyDelete
  29. insya Allah para Ibu ikhlas mba... dan semoga kitapun sama2 mengerti kondisi blio...

    ReplyDelete
  30. pasti bakalan kangen banget bu wind....

    ReplyDelete
  31. pasti lah uti kangen, biar gimana pola dan tingkah cucu itu kan polos dan lucu....

    ReplyDelete
  32. kalo situasinya gini emang ga tega siy... tapi bisa jadi ini kemauan dari neneknya juga... mungkin...

    ReplyDelete
  33. iya makanya itu aku ga' mau mbak diz biarin deh tetep aku yang ngasuh Adam, dulu waktu kecil udah nyusahin orang tua masak sekarang mau nyusahin orang tua lagi...:)

    ReplyDelete
  34. artikel yg bagus. sungguh ibu harus lebih dimuliakan, bukan dibebani pekerjaan berat. alhamdulillah jika kita bisa merawat anak2 dengan tangan kita sendiri tanpa merepotkan ibu.

    ReplyDelete