Sejak kemarin siang abah dirawat di Mitra Depok. Masih belum diagnosa yang jelas, karena gejala awal adalah diare Abah yang on off, meski tidak terus menerus namun hal ini berlangsung sejak puasa lalu. Hiksss… ini adalah puncaknya. Selama sakit abah tidak pernah mengeluh dan abah selalu bilang kalau abah sehat dan baik-baik saja. Berkali-kali di ajak ke RS namun berkali-kali pula abah menolak. Abah selalu meyakinkan kami semua abah sehat dan tidak apa2. Akhirnya kami kembali tenggelam kepada kesibukan masing-masing, sibuk dengan keluarga, sibuk dengan anak, sibuk dengan kerjaan di kantor. Sampai akhirnya minggu lalu abah bilang kalo perut abah sakit dan ga enak. Namun sayangnya aku ga sempat menemani abah ke dokter, lagi2 karena kami sibuk dengan urusan masing-masing. Ya Allah… teganya aku…., demikian Mama Tika juga ga sempat karena selain kondisi yang lagi mabok karena hamil juga di kantornya sedang ada masalah, juga dengan Om Budi, dia lagi sibuk2nya dengan urusan siding dan rencana wisuda.
Mbah Uti aka Ibuku, pun demikian belum bisa ambil cuti, maklum menjelang pensiun Mbah Uti justru tambah sibuk dengan kerjaannya di kantor..
Sungguh kami tenggelam dengan kesibukan masing-masing, sementara abah tengah merasakan sakitnya tanpa seorangpun diantara kami yang peduli. Sungguh aku ngerasa salah sekarang.
Akhirnya Senin lalu 26 Oct karena sudah tidak tahan Abah ke RS diantar Ibu, periksa lab dan (maaf) tinja, setelah melihat hasil lab, sungguh jawaban dokter membuat Ibu kaget, diputuskan Abah harus rawat inap. Namun abah menolaknya, lagi2 abah bilang abah ga perlu rawat Inap, karena Abah ingin 29 Okt nanti datang ke wisuda Om Budi di Balai Sudirman. Ga ada yang bisa maksa, diputuskan akhirnya abah rawat jalan s/d hari Kamis 29 Okt, namun dokter bersikeras menyarankan abah untuk opname, dan memberikan rujukan untuk rawat inap.
Kemarin 29 Okt, pagi2 sekali Abah, Mbah Uti dan Om Budi ke Balai Sudirman karena ada acara wisuda Om Budi. Karena undangan hanya berlaku untuk 2 orang aku dan Mama Tika sepakat menyusul siang ke Balai Sudirman. Pagi sebelumnya aku ke Prodia Kramat untuk MCU (program tahunan dari kantor) siang sepulang MCU bergegas aku nyusul ke Balai Sudirman, sudah janjian dengan Mama Tika sebelumnya.
Masuk melalui basement akhirnya aku dan Mama Tika bisa menyelinap masuk kedalam ketemu Abah dan Ibu yang memang sudah lebih dulu ada di dalam. “Mba, abah kayanya sakit ya, kok wajahnya pucat banget.” Mama Tika berbisik kedekatku. Deggg… kulihat memang wajah abah sangat pucat dan lemas, Ibu bilang selama acara Abah sudah 2x ke toilet karena mules. Ya Allah, pasti abah ngerasa ga nyaman banget namun demi acara ini abah bertahan seolah abah baik2 saja. Selesai acara masih ada sesi foto, kami pun berlima pun foto dulu.
Saat menunggu Om Budi ambil mobil ke basement, kulihat abah semakin lemes, ga ampun,, aku ga mau beresiko, aku putuskan bawa abah ke RS, dan Mama Tika pun sepakat. Setelah ngedrop Mama Tika di kantornya, kamipun bergegas ke Mitra Depok. Izin ke si Bos aku ga bisa kembali ke kantor karena ayah sakit.
Maaf ya Om Budi, acara yangs eharusnya bisa menggembirakan malah berkahir seperti ini.
Sampai Mitra aku daftar ke UGD dan Abah segera ditangani, meski awalnya alot karena
Kemudian abah diperiksa, periksa jantung, rontgen perut, periksa darah, periksa tinja (maaf). Dokter UGD memanggilku untuk memberitahukan hasil periksa tsb, dokter bilang hasil gula darah abah tinggi 343 padahal maximal adalah 200, dokter bertanya apa abah ada riwayat diabetes? Seingatku tidak, karena abah memang jarang sakit.
Dari UDG Abah dipindahkan ke kamar perawatan. Pulang kerja Ayah dan Om Randy menyusul ke Mitra. Sampai jam 8 malam namun dokter Internist yang memeriksa abah sebelumnya belum juga visit, akhirnya aku putuskan pulang. Malam itu Om Budi yang nginap dan nemenin Abah. Dan kamipun sepakat besok harus ada yang nungguin abah secara bergantian, karena malam tadi Om Budi sudah menunggui, selanjutnya hari ini giliran aku, Mama Tika ga mungkin karena dia lagi mabok, namun Abah bersikeras ga mau ditungguin, “biar aja kalian kerja, abah ga apa-apa, lagian disini kan banyak suster yang jaga, kalo abah perlu apa2 abah akan panggil suster. Pulang kerja aja kalian baru kesini, nantis ore kalo kesini jangan lupa bawain abah kacamata dan Yasin,” Ucap Abah saat kami bersepakat untuk menunggui abah. Sungguh abah memang hebat, meski sakit abah terus beribadah, bukan oleh2 makanan yang diminta namun kacamata dan Surah Yasin yang abah minta.
Kami ga bisa maksa, akhirnya hari ini kami semua ngantor, meninggalkan abah di RS sendirian. “Abah, Mba Ina janji nanti sore pasti kesana sama Tika dan Budi juga. Abah yang sabar yaa… mudah2an penyakit abah segera ketauan dan abah cepat sembuh dan segera bisa pulang lagi ke rumah, Jibran dan Kyosha kangen sama abah….”
catatan bunda Oct 30, berilah kesembuhan pada abah Ya Allah...