Sunday, December 20, 2009

[SHARE] Ternyata usia bukan jaminan….

Berkali ku merenung sebelum akhirnya berani menulis dan berbagi disini. Cerita & pengalaman hidup dari seorang teman baik, memotivasi aku untuk lebih semangat menghadapi hidup. Thanks my bro’, u’re my inspiration…… J

 

Sebut saja B, sesungguhnya bukanlah teman baru, sudah 5th lebih kami 1 company, namun karena beda area, kami hanya kenal selintas, dan baru bisa ketemu saat ada Training atau Meeting. Awalnya aku melihat dia bukan Pribadi yang istimewa, namun belakangan dengan prestasi yang dia miliki dalam waktu relative cepat, kariernya melesat naik, jauh meninggalkan teman-teman seangkatannya, bahkan teman2 lainnya yang sudah lebih dulu bergabung di company yang sama.

 

Karena prestasi yang cepat ini, ga jarang sosoknya menjadi bahan perbincangan di team kami, aku jadi penasaran dengan sosoknya, heii.. kenapa sih banyak orang membicararakannya, jadi penasaran seperti apa sih orangnya?

 

Hingga suatu waktu  saat B berkesempatan mengikuti Training di Jakarta, dan sudah menjadi tugasku  untuk mengurus semua keperluan peserta, mulai dari accommodation, transportation hingga materi Training. Jika selama ini aku hanya mengenal namanya tanpa pernah tau sosoknya seperti apa, namun kali ini penasaranku terjawab, akupun bisa kenal dengannya saat dia datang ke Jakarta untuk Training. Berikutnya setelah Training, lagi2 dia datang ke Jakarta karena kesempatan mengikuti Talent, Talent pertama lulus, Talent berikutnya lulus lagi, hebatt…

Lagi2 karena prestasinya ini sosoknya menjadi menjadii perbincangan ‘lagi’, kali ini topic nya karena usianya yang masih relative muda yakni 28th, namun bisa mendapatkan posisi yang seperti sekarang posisi yang menjadi incaran orang banyak menjadi salah satu dari 57 Manager di Dept kami, mengalahkan teman2 lainnya yang masa kerjanya jauh lebih lama darinya.

 

Suatu hari pada sebuah acara meeting, ga sengaja kami duduk 1 meja kala b’fast. Kamipun ngobrol2 dan akhirnya cerita mengalir dari bibirnya, dia bercerita tentang keluarganya, awalnya kupikir dia belum menikah, namun ternyata dugaanku keliru, diusianya kini dia sudah mempunyai 2 anak usia 8 dan 9th. Aku terhenyak, hi… how come, artinya dia menikah di usia yang sangat muda??

“Ya Mba, kami memang menikah muda, saat usiaku baru 18th, akibat pergaulan dan akhirnya kami ‘terpaksa’ menikah lalu memliki anak.”

(Hmm… artinya hingga sekarang dia sudah 10th menikah, padahal usianya baru 28th.., sempet heran, secara dia laki2..)

 

B bercerita awal pernikahan adalah masa2 paling sulit, selain masa2 penyesuaian, egois masih mendominasi keduanya, namun juga ada hal lain yaitu dimana pernikahan mereka tidak disetujui oleh orangtua Wanita, sang wanitapun nekat kabur dari rumahnya dan memilih menikah dengan B sampai sekarang. Hampir 10th usia pernikahannya, belum sekalipun anak2 B bertemu dengan nenek-kakeknya. Yaa..mertua B tinggal di luarkota, jauh dari tempat tinggal B saat ini.

Aku masih terus mendengarkannya ceritanya, tanpa tekanan, semua mengalir dan diceritakan B dengan tenang, seolah semua ini adalah sesuatu yang wajar. Meski dalam hati aku sempet heran, bagaimana mungkin diusianya yang relative muda, dia sudah mengalami pengalaman hidup yang demikian complicated.

Cerita ga hanya sampai disitum sampai akhirnya…

“Trus setelah promosi saat ini, kamu akan bawa keluarga ikut serta pindah ke area penempatanmu?” tanyaku pada B.

(Menduduki posisinya yang baru saat ini, mengharuskan B pindah kota ke area yang baru sesuai dengan SK yang diterimanya, area yang jauh dari tempat tinggalnya saat ini.)

“Entah Mba, aku juga bingung.”

“Kenapa??”

“Saat ini istriku tengah hamil anak ke 3, kasian istriku jika ikut aku ditempat baru, yang jauh dari keluarga, belum lagi dia harus mengurus kedua anak kami dan juga mengahdapi kehamilannya sekarang.”

“Loh, bukankah memang itu tugas dan kewajiban seorang istri? Mengikuti kemanapun suami bertugas, mengurus anak-anak dan keluarga.”

“Ya Mba, idealnya memang begitu, tapi kenyataanya tidak sesimple itu.”

“Maksudmu?”

“Anak pertama kami menderita CP (baca : Cerebral Palsy ) usianya kini 9th lebih.

“Upsstt.. maaf bukan maksudku…”

“Ga apa Mba, memang begitu adanya, diusianya kini anak kami belum bisa apa2, semua aktivitas perlu dibantu, dan selama ini pula istriku yang senantiasa merawatnya, selain mengurus anak kami yang no. 2.”

“Loh memang ga ada yang bantu? Orangtua atau mertuamu?”

“Ga ada yang bantu Mba, orangtua & mertua kami tinggal di luarkota, kami hanya hidup berempat, dan kami tidak punya pembantu, karena kami memang lebih nyaman tanpa pembantu, toh istriku juga di rumah.”

“Lalu rencanamu selanjutnya bagaimana?”

“Itu yang aku pikirkan sekarang, sementara waktu aku akan sendiri dulu di area baru ini, namun akhirnya mau tidak mau aku akan boyong keluarga.”

 

Lagi2 masih dengan nada tenang, mengalir dan tanpa tekanan semuanya keluar begitu saja dari bibirnya. Setelahnya justru aku yang bertanya-tanya, bagaimana mungkin dia bisa setenang ini. Sebuah kenyatan yang sulit kumengerti. Ataukah aku yang terlalu hiperbolis, tapi sepertinya tidak.

Dari segi karier, dia adalah seorang yang memiliki talent & menjadi salah satu terbaik yang dimiliki company saat ini, ga jarang menjadi iri teman2 lainnya, namun di sisi lain kondisi keluarga yang dia miliki & anaknya, sungguh aku salut dengan kematangan jiwanya.. J

 

Dibandingkan dirinya pastinya aku belum apa2 dan tidak ada apa2nya. Usia B lebih muda dari aku, namun pengalaman & masalah2 hidup yang sudah dia lewati membuatnya dewasa & menjadi pribadi yang tough. Kondisi anaknya bukan halangan membuat dirinya menjadi sesorang yang berprestasi, pun dengan istrinya aku salut dan kagum. Pastinya mengurus anak yang tidak pada umumnya, bukan hal yang mudah, butuh kesabaran yang besar. Belum lagi mengurusnya seorang diri tanpa ada yang membantu.

 

Mencoba mengingat kembali di usiaku 18th, aku baru saja memulai kuliah smester 1, masih seneng2nya main, masih seneng2nya bergaul, belum kepikiran tentang nikah apalgi memikirkan anak, bahkan sampai aku lulus kuliah dan akhirnya bekerja, yang ada dalam pikiranku saat itu hanyalah senang2. Setiap habis gajian, adalah waktunya bersenang2, belanja atau apapun yang menyenangkanku, bener2 ga terpikir tentang pernikahan ataupun memiliki keluarga L

Namun sebaliknya B & istrinya justru sudah melewati masalah demi masalah, akibat konsekuensi & pilihannya menikah muda lalu kemudian memiliki anak, disaat remaja seusianya tengah asyik menikmati masa muda B & istrinya harus berjuang menghidupi anak mereka, membagi waktu antara sekolah, bekerja & untuk keluarga.

 

Sungguh seperti teguran, jika ingat bagaimana aku belum lama ini begitu down menerima kenyataan tentang abah yang sakit, berhari aku menangis, berhari aku menyalahkan diri, kenapa harus aku, kenapa harus kami yang menerima ujian ini? Berkaca dari B, harusnya aku lebih bersyukur. Thanks bro, pengalamanmu menjadi pelajaran buatku.

 

Allah Maha Mengetahui & Maha Kuasa, ga seorangpun tau apa yang akan terjadi. Meski B masih muda, usia bukan jaminan, justru pengalaman hidup menempanya menjadi Pribadi yang kuat, meski disi lain kondisi anaknya memilki kekurangan, namun berkat kesabarannya dia bisa menerima semuanya dan kondisi ini justru memotivasi dirinya untuk menjadi Pribadi berarti, dia berhasil membuktikan melalui prestasi kariernya. Meski baru 5th masa kerjanya, dia sudah bisa menduduki posisi seperti sekarang. Prinsip hidupnya yang kuat membawa keberhasilan, sungguh perstasi yang lluar biasa, salut & selamat….. J J

 

*Selanjutnya buat B, trimakasih sudah mengijinkan aku posting tentang ceritamu, trimakasih untuk share pengalaman hidupmu, semoga kamu sukses di area baru, aku yakin kamu bisa melewati semuanya. Tetap rendah hati & terus berdoa, aku yakin kamu bisa melewati semuanya. Salam sayang untuk anak2mu, salam hormat untuk istrimu, seperti pesanku jangan lupa ASI.. Semoga kamu dan keluarga diberi kelancaran dan kemudahan oleh Allah… amien….

 

Catatan bunda tentang seorang teman baik…

Jakarta 19 Dec 09

27 comments:

  1. Saluuuuttt..
    titip salam hormat untuk B ya..
    Tetap semangat

    ReplyDelete
  2. iya mba, dng berkaca ke pengalaman2 teman2 sekitar, kita semakin dikuatkan yah
    semoga kehamilan istrinya sehat2 dan normal
    keluarga yg berjuang

    ReplyDelete
  3. kadang kebijaksanaan dan kedewasaan itu lahir dari tempaan hidup mba..salut u/ temannya smoga senantiasa diberi ketabahan sbg orang tua dlm mendidik anak2nya...amien

    ReplyDelete
  4. pelajaran berharga buat saya mbak.. tfs, thanks dah memberikan inspirasi untuk kita terus berprestasi..

    ReplyDelete
  5. wow..sampe speechless! salut buat B! di usia-nya yang masih muda dia masih mau menerima tanggung jawab yang besar itu...
    Thanks Mbak Dizna for sharing

    ReplyDelete
  6. pengalaman hidup yang menyakitkan dan berat memang mampu menempa seseorang menjadi pribadi yg lebih wise dan tough.

    ReplyDelete
  7. sippp... aku sampaikan salam nya kepada B...

    ReplyDelete
  8. pengalaman orang lain idealnya menjadi guru buat kita, namun kadang2, sulit untuk dipraktekan, mudah2an semua berakhir sesuai harapan... amien..

    ReplyDelete
  9. sama2 mom... prestasi nya ditengah masalah hidupnya yang bikin aku salut dan kagum..

    ReplyDelete
  10. bukan mau menerima tanggung jawab seperti itu mom, namun kondisi dan keadaan yang membuatnya menjadi dewas, duhhhh.. padahal usianya still young than me, salut deh..

    ReplyDelete
  11. setujuuu..... artinya usia bukan jaminan kan??

    ReplyDelete
  12. hebaatt..salam buat B..
    salut juga buat istrinya...
    TFS ya D

    ReplyDelete
  13. tfs bun... kedewasaan tdk ditentukan oleh usia ya mba.. :)

    ReplyDelete
  14. Dunia bukan tempat orang yg gampang menyerah...
    tapi dunia adalah medan perang bagi para petarung sejati..

    ReplyDelete
  15. saluuuttt mba
    tks buat share nya....salam kenal ya mba buat B

    ReplyDelete
  16. sama2 mba rita.... salamnya aku sampaikan..

    ReplyDelete
  17. yoa pastinya..... buktinya B ini...

    ReplyDelete
  18. sama2 bunda.... mewakili B, salam kenal lagi dari B.. hehe

    ReplyDelete
  19. Yang jelas temannya HEBAT, mau bertanggung jawab penuh atas kesalahan yang pernah diperbuat dan benar2 konsekuen menjalankan peran sbg ayah dan suami yang sesungguhnya. Biasanya kalo kita dapat banyak cobaan bikin kita jadi tough, bener deh. (hehe... inget pengalaman sendiri)

    ReplyDelete
  20. hiks terharu bacanya ... tfs ya mba diz

    ReplyDelete
  21. karena sejarah yang menggores hidupnya, dia bertahan hidup dan belajar dewasa ya mbak.....great inspiration...

    ReplyDelete