Sunday, March 29, 2009

Roti Bludder Keju


Description:
Roti ini aku bikin Jumat 27 maret lalu, niatnya sih buat bekal n sarapan besok pagi di acara rafting Arung Jeram di Citarik...
Resepnya dapat dari Nova.. Waktu pertama bikin adonan rada bingung juga kok ga kalis2 ya, tapi ga mau belaga sok tau n ga berani nambah2in bahan lainnya, pokoknya bahan bener2 dibuat sesuai aturan, hehe... trus saat manggan adalah saat yang mendebarkan takut gagal, ternyata surprise... roti mengembang loh, sampe 2x lipat adari ukuran awal, seneng.. banget deh. Ga sabar nunggu hasilnya, begitu yakin kalo hasilnya dah mateng langsung panggil ayah u/ nyobain dan deg2an lagi nunggu komentar aya, Hmm.. sebagai pemula, lumayan lah, dan hasilnya juga ga terlalu mengecewakan kok, ayah bilang yummy n empuk.... Alhamdulillah... secara ini Roti made in bunda Jibran yang pertama loh.... Karena cetakan muffin bunda cuma 1 jadilah sebagian dicetak di loyang biasa aja, hehe.. so roti nya ada 2 versi cetakan nih....
Maaf fotonya rada burem, karena motonya malam2 nih....

Ingredients:
Bahan :
400 gr tepung terigu protein tinggi (aku pakai cakra)
125 gr tepung terigu protein sedang (aku pakai segitiga biru)
1 bks ragi isntan (aku pakai fermipan)
75 gr susu bubuk full cream (aku pakai dancow)
150 gr gula pasir (aku kurangi ukurannya, yang kupakai hanya 100 gr itu tapi pas roti udah jadi tetep aja ayah bilang kemanisan)
5 kuning telur
1 putih telur
300ml air es
125 gr mentega (aku pakai blueband)
1sdt garam

Isi & Taburan :
150 gr keju cheddar, parut (aku pakai 200gr biar lebih "ngeju")

Olesan :
150 ml susu cair (aku pakai Ultra putih)


Directions:
Cara membuat :
1. Campur tepung terigu, ragi instan, susu bubuk dan gula.

2. Tambahkan telur dan air es sedikit demi sedikit sambil terus diuleni hingga kalis.

3. Terakhir, masukkan mentega dan garam uleni lagi hingga kalis. Bulatkan adonan, tutup wadahnya dengan serbet bersih. Diamkan 30menit di ruang yang hangat hingga mengembang. Kemudian kempiskan adonan lalu timbang masing-masing 75gr, diamkan lagi selama 10 menit.

4. Kempiskan adonan dan pipihkan, lalu sendokkan isi ke bagiantengahnya. Letakkan adonan yang sudah diisi ke dalam cetakan muffin yang sudah dialasi cup kertas kue. Tata diatas loyang, diamkan selama 75 menit.

5. Selanjutnya olesi adonan roti dengan susu lalu taburi keju parut diatasnya. Panggan di oven dengan suhu 170 derajat selama 20 menit. Keluarkan dari oven, dalam keadaan panas, olesi dengan susu segar.

6. Roti Bludder siap dihidangkan.

Tuesday, March 24, 2009

belajar untuk lebih sabar......

Sejak jumat lalu (20 maret) Jibran mulai flu, awalnya bersin-bersin trus suara bindeng besoknya pilek muncul, masih aktif seperti biasa, menjelang malam hari mulai demam, awalnya 38 naik 38,5 naik 39 dan semalaman rewel banget, maunya di gendong dan ga mau ditidurin di tempat tidur, hikss..., dan "indahnya" hanya mau di gendong sama bunda ga mau sama ayah. Alhasil malam itu pundakku pegel luar biasa menggendong Jibran yang lumayan gempal. Menjelang pk 3 dini hari Jibran baru mau dipindah ke tempat tidur.

Sabtu pagi demam Jibran berangsur turun dan kembali seperti biasa aktif seolah tidak sakit. Flu masih dan mulai batuk. Sore jam 3 Jibran ikut ayah tanding bulutangkis di GOR Areman. Setengah 7 malam Jibran baru pulang. Mungkin karena kecapean malamnya Jibran rewel lagi, tapi tidak demam. Dan lagi2 minta di gendong, dan hanya mau di gendong sama Bunda ga mau sama ayah. Makan mulai sulit maunya hanya mimi, selain ASI juga minta teh manis hangat. Nasi di tolak, hanya mau agar2. Ya sudah aku ikuti saja kemauannya.

Minggunya Jibran mulai loyo, tidur2an aja di tempat tidur sambil nonton DVD. Demam sudah turun, pilek tambah deras dan batuknya tambah ngukluk. Mungkin karena cape batuk, Jibran minta mimi mulu, selain ASI juga air putih udah beberapa gelas. Bubur ayam hanya masuk beberapa suap sisanya di tolak. Alhamdulillah telur rebus sempet di makannya. Aku berikan perasan kencur untuk mengurangi batuknya dan tubunhnya aku balurin tranpulmin, sementara AC aku matikan. Seharian itu Jibran kembali rewel dan nangis, ga ada orang yang boleh masuk ke kamarnya, ga ada yang boleh menyentuhnya, maunya hanya sama Bunda, ga mau ditinggal barang sedetikpun, ditinggal ke kamar mandi u/ pipis or ditinggal u/ sholat, Jibran nangis kejer. Siapapun yang mendekat pasti ditolak, meski dibujuk sekalipun Jibran bukannya diam malah tambah kejer. Mainan yang ada di dekatnya dilempar, buku, majalah dan isi meja rias bunda berantakan semua di lantai. Perlahan aku mulai senewen, untungnya ayah selalu mengingatkan agar aku sabar karena Jibran kan lagi sakit. Sampe Minggu malam Jibran masih ngambek, semua orang dimusuhi, mbah uti, abah, tante tika, pokoknya semua yang mencoba dekat Jibran direspon dengan tangisan Jibran. Berarti sudah 2 hari selama libur Jibran selalu nempel sama aku. Hmmm.... bukannya aku ga maklum tapi sakit Jibran kali ini diiringi dengan ngambek dan tantrum. Dan baru kali ini aku dapati tingkah Jibran seperti itu. Kaget mungkin iya, makanya beberapa kali aku hampir hilang sabar, apalagi saat aku mencoba menawarkan sup jagung kesukaan Jibran, baru aja mendekta tiba2 mangkok yang kubawa direbutnya lalu di lempar, alhasil tumpah semua isi mangkok tsb, dan langsung di sambung dengan tangisan Jibran. Aku tarik nafas panjang untuk meredam emosiku. Waktu Bi cicih mencoba memberi tumpahan sup tsb, dilarangnya sama Jibran dan Jibran kembali menangis kencang. Ya sudah.. aku pikir Jibran belum mau maem. Aku tawarkan susu ultra, kali ini dia mau namun baru beberapa sedotan ultra tsb di buang, kotaknya di balik dan tumpahlah semua isinya mengenai baju dan celana, lantai . Ampunn..... aku ga tau harus gimana, mau marahin Jibran ga tega rasanya, akhirnya tanpa sadar aku menangis, Jibran menatapku, dan jederrr... Jibran ikutan nangis (lagi) kali ini tanpa suara, tapi sesenggukan seperti aku. Aku ga bergeming masih terdiam di tempatku, tanpa diduga Jibran berlari mendekatiku dan memelukku, masih dengan tangisnya yang sesenggukan. Luluh sudah emosiku, aku bopong Jibran ke kamar mandi, kubersihkan tubuhnya dan kuganti dengan piyama, kubaringkan di tempat tidur dan setelah mimi Jibran tertidur, kali ini pulas tanpa rewel. Alhamdulillah, terbayar sudah 2 malam begadang kemarin. Paginya Jibran mulai kembali anteng ga tantrum seperti kemarin. Alhamdulillah aku bisa pergi ke kantor dengan tenang.

Aku pikir Jibran tantrum kemarin karena sedang sakit. Ayah bilang aku belum lulus sabar, masa baru menghadapi Jibran seperti itu aku sudah senewen, meski tanpa marah tapi beberapa kali aku hampir aja kelepasan n lost kontrol marahi Jibran, untung ada ayah yang mengingatkanku selalu. Thx huny....

Tadi malam saat aku pulang kantor Jibran sudah bobo. Namun pukul 9 dia bangun minta mimi dan wajah ngantuknya berubah kembali segar lagi lalu ngajak main. Karena seharian tadi di kantor Bunda ada training Bunda merasa lelah sekali, maka ayahlah yang nemenin Jibran main, namun Jibran menolak dia nangis dan menarik-narik tangan ku. Aku temani Jibran diantara lelahku. Beberapa kali Jibran menyodorkan mobilan untuk main bersamaku, aku merespon dengan sekedarnya. Kemudian Jibran memberikan remote dan menyodorkan kaset DVD, "ini ya nda.." (maksudnya minta disetelin film ini) tapi aku hanya jawab "iya.. sama ayah ya sayang.." Mungkin karena kesal, atau juga sebal, pecahlah tangis Jibran, tapi masih bisa dibujuk, lalu ia bilang, "mimi tih nda.." (maksudnya mimi air putih). Akhirnya aku ambilkan air putih. Namun belum sempat aku berikan gelasnya di rebut dan lagi, di lempar gelasnya tumpahlah air tsb. Lelah, cape ditambah tantrum Jibran yang kembali muncul, tanpa sadar.. aku terika, "ya ampunnnn.. kenapa airnya ditumpahkan, bajunya kan basah semua, lantainya jadi becek. Jibran kenapa lagi sihh...?" Bukannya diam, tangis Jibran tambah keras, ayah melihat dari ruang tv hanya memperhatikan tanpa merespon, serba salah mungkin karena takutnya kalo didekati seperti kemarin Jibran malah tambah nangis. Seolah tersadar akan kondisi tsb, buru2 aku dekati Jibran yang masih menangis, setengah duduk aku tatap matanya dan kutanya, "Jibran kenapa, kesel sama Bunda ya, maaf in Bunda ya udah  bentak Jibran, Bunda cape di kantor tadi, sekarang Jibran mau Bunda gimana?" Bukannya diam Jibran malah tambah nangis, aku tambah bingung, kembali kudekati dan kutatap matanya, tiba2,,, Jibran merentangkan kedua tangannya seolah minta dipeluk, menyadari kondisi tsb reflek aku memeluk Jibran, tapi aku masih belum bisa berkata2, selanjutnya Jibran minta mimi dan akhirnya tertidur.

Setelah hening dan Jibran tertidur, my hubby nanya, "kenapa belakangan Bunda jadi emosian dan sering senewen menghadapi Jibran, apa karena load kerjaan di kantor tinggi? Kalo itu penyebabnya bukan Jibran yang salah, Jibran hanya minta perhatian, kerjaan dan urusan kantor jangan dibawa ke rumah Bund, Work Life Balance itu perlu. Bukankah selama ini Bunda selalu menyampaikan bahwa Jibran masih kecil wajar dan sudah seharusnya kita yang mengerti, apalagi seharian Jibran ditinggal di rumah, kenapa setelah ketemu bukannya kangen2an kok malah senewen. Coba ingat2 penyebab tadi Jibran ngembek kenapa? Salah satunya karena Bunda ga merespon ajakan dan keinginannya bermain bukan? Jangan anak yang disalahkan Bun.. Kasian Jibran karena tadi itu Jibran cuma ingin main sama Bunda, bukankah tadi kita pulang Jibran sudah bobo, namun begitu dia sadar ayah bundanya sudah pulang dia kembali sgera dan semangat minta main. Ke depannya cobalah lebih sabar dan mengerti ya Bund... " Pelan, namun begitu menohok perasaanku, dalam... banget rasanya. Kutatap Jibran yang tertidur di sebelahku, kembali mengalir air mata ini, kali ini lebih deras dari sebelumnya, kutatap wajah kecilnya tanpa dosa, perasaan bersalah menderaku. Ya Allah... maafkan aku, Jibran adalah titipanmu, seharusnya aku bisa membimbing dan memberinya kasih sayang dan keteladanan... Maafkan Bunda ya nak.....

 

Friday, March 20, 2009

Jangan "ngambek" berkepanjangan terhadap org yg kamu kasihi

Bagi yg sudah pernah baca, luangkan waktu untuk baca sekali lagi.                                         

Ini adalah cerita sebenarnya ( dice rita kan oleh Lu Di dan di edit oleh Lian Shu Xiang )                      
                                                                                                              
Sebuah salah pengertian yg mengakibatkan kehancuran sebuah rumah tangga.Tatkala nilai akhir sebuah kehidupan sudah terbuka,tetapi segalanya sudah terlambat.Membawa ibu utk tinggal bersama menghabiskan masa tuanya bersama kami,malah telah menghianati ikrar cinta yg telah kami buat selama ini,setelah 2 tahun menikah,saya dan suami setuju menjemput ibu di kampung utk tinggal bersama .                       
Sejak kecil suami saya telah kehilangan ayahnya,dia adalah satu-satunya harapan ibu,ibu pula yg membesarkannya dan menyekolahkan dia hingga tamat kuliah.Saya terus mengangguk tanda setuju,kami segera menyiapkan sebuah kamar yg menghadap taman untuk ibu,agar dia dapat berjemur,menanam bunga dan sebagainya.Suami berdiri didepan kamar yg sangat kaya dgn sinar matahari,tidak sepatah katapun yg terucap tiba-tiba saja dia mengangkat saya dan memutar-mutar saya seperti adegan dalam film India dan berkata :"Mari,kita jemput ibu di kampung".                                      
                                                                                                              
Suami berbadan tinggi besar,aku suka sekali menyandarkan kepalaku ke dadanya yg bidang,ada suatu perasaan nyaman dan aman disana.Aku seperti sebuah boneka kecil yg kapan saja bisa diangkat dan dimasukan kedalamkantongnya.Kalau terjadi selisih paham diantara kami,dia suka tiba-tiba mengangkatku tinggi-tinggi diatas kepalanya dan diputar-putar sampai aku berteriak ketakutan baru diturunkan.Aku sungguh menikmati saat-saat seperti itu. Kebiasaan ibu di kampung  tidak berubah.Aku suka sekali menghias rumah dengan bunga segar,sampai ibu tidak tahan lagi dan berkata kepada suami:"Istri kamu hidup foya-foya ,buat apa beli bunga? Kan bunga tidak bisa dimakan?" Aku menjelaskannya kepada nenek:"Ibu,rumah dengan bunga segar membuat rumah terasa lebih nyaman dan suasana hati lebih gembira."Ibu berlalu sambil mendumel,suamiku berkata sambil tertawa:"Ibu,ini kebiasaan orang kota ,lambat laun ibu akan terbiasa juga."                                  
ibu tidak protes lagi,tetapi setiap kali melihatku pulang sambil membawa bunga,dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya berapa harga bunga itu,setiap mendengar jawabanku dia selalu mencibir sambil menggeleng-gelengkan kepala.Setiap membawa pulang barang belanjaan,dia selalu tanya itu berapa harganya,ini berapa.Setiap aku jawab,dia selalu berdecak dengan suara keras.Suamiku memencet hidungku sambil berkata:"Istriku,kan kamu bisa berbohong.Jangan katakan harga yang sebenarnya." Lambat laun,keharmonisan dalam rumah tanggaku mulai terusik.                                                                          
Ibu sangat tidak bisa menerima melihat suamiku bangun pagi menyiapkan sarapan pagi untuk dia sendiri,di mata ibu seorang anak laki-laki masuk ke dapur adalah hal yang sangat memalukan.Di meja makan,wajah ibu selalu cemberut dan aku sengaja seperti tidak mengetahuinya.Ibu selalu membuat bunyi-bunyian dengan alat makan seperti sumpit dan sendok,itulah cara dia protes.                                                            
                                                                                                              
Aku adalah instrukstur tari,seharian terus menari membuat badanku sangat letih,aku tidak ingin membuang waktu istirahatku dengan bangun pagi apalagi disaat musim dingin.Ibu kadang juga suka membantuku di dapur,tetapi makin dibantu aku menjadi semakin repot,misalnya;dia suka menyimpan semua kantong-kantong bekas belanjaan,dikumpulkan bisa untuk dijual katanya.Jadilah rumahku seperti tempat pemulungan kantong plastik,dimana-mana terlihat kantong plastik besar tempat semua kumpulan kantong plastik.                    
                                                                                                              
Kebiasaan ibu mencuci piring bekas makan tidak menggunakan cairan pencuci,agar supaya dia tidak tersinggung,aku selalu mencucinya sekali lagi pada saat dia sudah tidur.Suatu hari,ibu mendapati aku sedang mencuci piring malam harinya,dia segera masukke kamar sambil membanting pintu dan menangis.Suamiku jadi serba salah,malam itu kami tidur seperti orang bisu,aku coba bermanja-manja dengan dia,tetapi dia tidak perduli.Aku menjadi kecewa dan marah."Apa salahku?" Dia melotot sambil berkata:"Kenapa tidak kamu biarkan    
saja? Apakah memakan dengan pring itu bisa membuatmu mati?"                                                  
                                                                                                              
 Aku dan ibu tidak bertegur sapa untuk waktu yg culup lama,suasana mejadi kaku.Suamiku menjadi sangat kikuk,tidak tahu harus berpihak pada siapa? Ibu tidak lagi membiarkan suamiku masuk ke dapur,setiap pagi dia selalu bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuknya,suatu kebahagiaan terpancar di wajahnya jika melihat suamiku makan dengan lahap,dengan sinar mata yang seakan mencemohku sewaktu melihat padaku,seakan    
berkata dimana tanggung jawabmu sebagai seorang istri?                                                      
                                                                                                             
Demi menjaga suasana pagi hari tidak terganggu,aku selalu membeli makanan diluar pada saat berangkat kerja.Saat tidur,suami berkata:"Lu di,apakah kamu merasa masakan ibu tidak enak dan tidak bersih sehingga kamu tidak pernah makan di rumah?" sambil memunggungiku dia berkata tanpa menghiraukan air mata yg mengalir di kedua belah pipiku.Dan dia akhirnya berkata:"Anggaplah ini sebuah permintaanku,makanlah bersama kami setiap pagi."Aku mengiyakannya dan kembali ke meja makan yg serba canggung itu.                              
                                                                                                              
Pagitu ibu memasak bubur,kami sedang makan dan tiba-tiba ada suatu perasaan yg sangat mual menimpaku,seakan-akan isi perut mau keluar semua.Aku mena hanny a sambil berlari ke kamar mandi,sampai disana aku segera mengeluarkan semua isi perut.Setelah agak reda,aku melihat suamiku berdiri didepan pintu kamar mandi dan memandangku dengan sinar mata yg tajam,diluar sana terdengar suara tan gisa n nenek dan berkata-kata 
dengan bahasa daerahnya.Aku terdiam dan terbengong tanpa bisa berkata-kata.Sungguh bukan sengaja aku berbuat demikian!.                                                                                                  
Pertama kali dalam perkawinanku,aku bertengkar hebat dengan suamiku,ibu melihat kami dengan mata merah dan berjalan menjauh??suamiku segera mengejarnya keluar rumah. Menyambut anggota baru tetapi dibayar dengan nyawa ibu.                                                      
                                                                                                              
Selama 3 hari suamiku tidak pulang ke rumah dan tidak juga  meneleponku.Aku sangat kecewa,semenjak kedatangan ibu di rumah ini,aku sudah banyak mengalah,mau bagaimana lagi?Entah kenapa aku selalu merasa mual dan kehilangan nafsu makan ditambah lagi dengan keadaan rumahku yang kacau,sungguh sangat menyebalkan.Akhirnya teman sekerjaku berkata:"Lu Di,sebaiknya kamu periksa ke dokter."Hasil pemeriksaan      
menyatakan aku sedang hamil.Aku baru sadar mengapa aku mual-mual pagi itu.Sebuah be rita gembira yg terselip juga kesedihan.Mengapa suami dan ibu sebagai orang yg berpengalaman tidak berpikir sampai sejauh itu?        
                                                                                                              
Di pintu masuk rumah sakit aku melihat suamiku,3 hari tidak bertemu dia berubah drastis,muka kusut kurang tidur,aku ingin segera berlalu tetapi rasa iba membuatku tertegun dan memanggilnya.Dia melihat ke arahku tetapi seakan akan tidak mengenaliku lagi,pandangan matanya penuh dengan kebencian dan itu melukaiku.Aku berkata pada diriku sendiri,jangan lagi melihatnya dan segera memanggil taksi.Padahal aku ingin              
memberitahunya bahwa kami akan segera memiliki seorang anak.Dan berharap aku akan diangkatnya tinggi-tinggi dan diputar-putar sampai aku minta ampun tetapi..... mimpiku tidak menjadi kenyataan.Didalam taksi air mataku mengalir dengan deras.Mengapa kesalah pahaman ini berakibat sangat buruk?                            
                                                                                                              
Sampai di rumah aku berbaring di ranjang memikirkan peristiwa tadi,memikirkan sinar matanya yg penuh dengan kebencian,aku menangis dengan sedihnya.Tengah malam,aku mendengar suara orang membuka laci,aku menyalakan lampu dan melihat dia dgn wajah berlinang air mata sedang mengambil uang dan buku tabungannya.Aku nenatapnya 
dengan dingin tanpa berkata-kata.Dia seperti tidak melihatku saja dan segera berlalu.Sepertinya dia sudah memutuskan utk meninggalkan aku.Sungguh lelaki yg sangat picik,dalam saat begini dia masih bisa membedakan antara cinta dengan uang.Aku tersenyum sambil menitikan air mata.                                            
                                                                                                              
Aku tidak masuk kerja keesokan harinya,aku ingin secepatnya membereskan masalah ini,aku akan membicarakan semua masalah ini dan pergi mencarinya di kantornya.Di kantornya aku bertemu dengan seketarisnya yg melihatku dengan wajah bingung."Ibunya pak direktur baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas dan sedang berada di rumah sakit.Mulutku terbuka lebar.Aku segera menuju rumah sakit dan saat menemukannya,ibu sudah meninggal.Suamiku tidak pernah menatapku,wajahnya kaku.Aku memandang jasad ibu yg terbujur kaku.Sambil menangis aku menjerit dalam hati:"Tuhan,mengapa ini bisa terjadi?"                                          
                                                                                                              
Sampai selesai upacara pemakaman,suamiku tidak pernah bertegur sapa denganku,jika memandangku selalu dengan pandangan penuh dengan kebencian.Peristiwa kecelakaan itu aku juga tahu dari orang lain,pagi itu ibu berjalan ke arah ter mina l,rupanya dia mau kembali ke kampung.Suamiku mengejar sambil berlari,ibu juga berlari makin cepat sampai tidak melihat sebuah bus yg datang ke arahnya dengan kencang.Aku baru mengerti    
mengapa pandangan suamiku penuh dengan kebencian.Jika aku tidak muntah pagi itu,jika kami tidak bertengkar,  jika............dimatanya,akulah penyebab kematian ibu.                                                      
                                                                                                              
Suamiku pindah ke kamar ibu,setiap malam pulang kerja dengan badan penuh dengan bau asap rokok dan alkohol.Aku merasa bersalah tetapi juga merasa harga diriku terinjak-injak.Aku ingin menjelaskan bahwa semua ini bukan salahku dan juga  membe rita hunya bahwa kami akan segera mempunyai anak.Tetapi melihat sinar matanya,aku tidak pernah menjelaskan masalah ini.Aku rela dipukul atau dimaki-maki olehnya walaupun ini bukan salahku.Waktu berlalu dengan sangat lambat.Kami hidup serumah tetapi seperti tidak mengenal satu sama lain.Dia pulang makin larut malam.Suasana tegang didalam rumah.                                              
                                                                                                              
Suatu hari,aku berjalan melewati sebuah café,melalui keremangan lampu dan kisi-kisi jendela, aku melihat suamiku dengan seorang wanita didalam.Dia sedang menyibak rambut sang gadis dengan mesra.Aku tertegun dan mengerti apa yg telah terjadi.Aku masuk kedalam dan berdiri di depan mereka sambil menatap tajam kearahnya.Aku tidak menangis juga tidak berkata apapun karen a aku juga tidak tahu harus berkata apa.Sang gadis melihatku dan ke arah suamiku dan segera hendak berlalu.Tetapi dicegah oleh suamiku dan menatap        
kembali ke arahku dengan sinar mata yg tidak kalah tajam dariku.Suara detak jangtungku terasa sangat keras,setiap detak suara seperti suara menuju kematian.Akhirnya aku mengalah dan berlalu dari hadapan mereka,jika tidak.. mungkin aku akan jatuh bersama bayiku dihadapan mereka.                                  
                                                                                                              
Malam itu dia tidak pulang ke rumah.Seakan menjelaskan padaku apa yang telah terjadi.Sepeninggal ibu,rajutan cinta kasih kami juga sepertinya telah berakhir.Dia tidak kembali lagi ke rumah,kadang sewaktu pulang ke rumah,aku mendapati lemari seperti bekas dibongkar.Aku tahu dia kembali mengambil barang-barang keperluannya.Aku tidak ingin menelepon dia walaupun kadang terbersit suatu keinginan untuk menjelaskan semua
  ini.Tetapi itu tidak terjadi.........,semua berlalu begitu saja.                                            
                                                                                                              
Aku mulai hidup seorang diri,pergi check kandungan seorang diri.Setiap kali melihat sepasang suami istri sedang check kandungan bersama,hati ini serasa hancur.Teman-teman menyarankan agar aku membuang saja bayi ini,tetapi aku seperti orang yg sedang histeris mempertahankan miliknya.Hitung-hitung sebagai pembuktian kepada ibu bahwa aku tidak bersalah.                                                                        
                                                                                                              
Suatu hari pulang kerja,aku melihat dia duduk didepan ruang tamu.Ruangan penuh dengan asap rokok dan ada selembar kertas diatas meja,tidak perlu tanya aku juga tahu surat apa itu.2 bulan hidup sendiri,aku sudah bisa mengontrol emosi.Sambil membuka mantel dan topi aku berkata kepadanya:"Tunggu sebentar,aku akan segera menanda tanganinya".Dia melihatku dengan pandangan awut-awutan demikian juga aku.Aku berkata pada diri sendiri,jangan menangis,jangan menangis.Mata ini terasa sakit sekali tetapi aku terus bertahan agar air mata ini tidak keluar.Selesai membuka mantel,aku berjalan ke arahnya dan ternyata dia memperhatikan perutku yg agak membuncit.Sambil duduk di kursi,aku menanda tangani surat itu dan menyodorkan kepadanya."Lu di,kamu hamil?" Semenjak ibu meninggal,itulah pertama kali dia berbicara kepadaku.Aku tidak bisa lagi membendung air 
mataku yg menglir keluar dengan derasnya.Aku menjawab:"Iya,tetapi tidak apa-apa.Kamu sudah boleh pergi".Dia tidak pergi,dalam keremangan ruangan kami saling berpandangan.Perlahan-lahan dia membungkukkan badannya ke tanganku,air matanya terasa menembus lengan bajuku.Tetapi di lubuk hatiku,semua sudah berlalu,banyak hal yg sudah pergi dan tidak bisa diambil kembali.                                                                  
                                                                                                              
Entah sudah berapa kali aku mendengar dia mengucapkan kata:"Maafkan aku,maafkan aku".Aku pernah berpikir untuk memaafkannya tetapi tidak bisa.Tatapan matanya di cafe itu tidak akan pernah aku lupakan.Cinta diantara kami telah ada sebuah luka yg menganga.Semua ini adalah sebuah akibat kesengajaan darinya.          
Berharap dinding es itu akan mencair,tetapi yang telah berlalu tidak akan pernah kembali.Hanya sewaktu memikirkan bayiku,aku bisa bertahan untuk terus hidup.Terhadapnya,hatiku dingin bagaikan es,tidak pernah menyentuh semua makanan pembelian dia,tidak menerima semua hadiah pemberiannya tidak juga berbicara lagi    
dengannya.Sejak menanda tangani surat itu,semua cintaku padanya sudah berlalu,harapanku telah lenyap tidak berbekas. Kadang dia mencoba masuk ke kamar untuk tidur bersamaku,aku segera berlalu ke ruang tamu,dia terpaksa kembali ke kamar ibu.Malam hari,terdengar suara orang mengerang dari kamar ibu tetapi aku tidak perduli.Itu  
adalah permainan dia dari dulu.Jika aku tidak perduli padanya,dia akan berpura-pura sakit sampai aku menghampirinya dan bertanya apa yang sakit.Dia lalu akan memelukku sambil tertawa terbahak-bahak.Dia lupa........,itu adalah dulu,saat cintaku masih membara,sekarang apa lagi yg aku miliki?                    
                                                                                                             
Begitu seterusnya,setiap malam aku mendengar suara orang mengerang sampai anakku lahir.Hampir setiap hari dia selalu membeli barang-barang perlengkapan bayi,perlengkapan anak-anak dan buku-buku bacaan untuk anak-anak.Setumpuk demi setumpuk sampai kamarnya penuh sesak dengan barang-barang.Aku tahu dia mencoba menarik simpatiku tetapi aku tidak bergeming.Terpaksa dia mengurung diri dalam kamar,malam hari dari        
kamarnya selalu terdengar suara pencetan keyboard komputer.Mungkin dia lagi tergila-gila chatting dan berpacaran di dunia maya pikirku.Bagiku itu bukan lagi suatu masalah.                                        
Suatu malam di musim semi,perutku tiba-tiba terasa sangat sakit dan aku berteriak dengan suara yg keras.Dia segera berlari masuk ke kamar,sepertinya dia tidak pernah tidur.Saat inilah yg ditunggu-tunggu olehnya.Aku digendongnya dan berlari mencari taksi ke rumah sakit.Sepanjang jalan,dia mengenggam dengan erat tanganku,menghapus keringat dingin yg mengalir di dahiku.Sampai di rumah sakit,aku segera digendongnya menuju ruang bersalin.Di punggungnya yg kurus kering,aku terbaring dengan hangat dalam dekapannya.Sepanjang  
hidupku,siapa lagi yg mencintaiku sedemikian rupa jika bukan dia? Sampai dipintu ruang bersalin,dia memandangku dengan tatapan penuh kasih sayang saat aku didorong menuju persalinan,sambil menahan sakit aku masih sempat tersenyum padanya.Keluar dari ruang bersalin,dia memandang aku dan anakku dengan wajah penuh dengan air mata sambil tersenyum bahagia.Aku memegang tanganya,dia membalas memandangku dengan bahagia,tersenyum dan menangis lalu terjerambab ke lantai.Aku berteriak histeris 
memanggil namanya.                                                                                          
                                                                                                              
Setelah sadar,dia tersenyum tetapi tidak bisa membuka matanya???aku pernah berpikir tidak akan lagi meneteskan sebutir air matapun untuknya,tetapi kenyataannya tidak demikian,aku tidak pernah merasakan sesakit saat ini. Kata dokter,kanker hatinya sudah sampai pada stadium mematikan,bisa bertahan sampai hari ini sudah merupakan sebuah mukjijat.Aku tanya kapankah kanker itu terdeteksi? 5 bulan yg lalu kata dokter,bersiap-siaplah menghadapi kemungkinan terburuk.Aku tidak lagi perduli dengan nasehat perawat,aku segera pulang ke rumah dan ke kamar nenek lalu menyalakan komputer.                                          

Ternyata selama ini suara orang mengerang adalah benar apa adanya,aku masih berpikir dia sedang bersandiwara????Sebuah surat yg sangat panjang ada di dalam komputer yg ditujukan kepada anak kami."Anakku,demi dirimu aku terus bertahan,sampai aku bisa melihatmu.Itu adalah harapanku.Aku tahu dalam hidup ini,kita akan menghadapi semua bentuk kebahagiaan dan kekecewaan,sungguh bahagia jika aku bisa melaluinya bersamamu tetapi ayah tidak mempunyai kesempatan untuk itu.Didalam komputer ini,ayah mencoba      
memberikan saran dan nasehat terhadap segala kemungkinan hidup yg akan kamu hadapi.Kamu boleh mempertimbangkan saran ayah.                                                                                
"Anakku,selesai menulis surat ini,ayah merasa telah menemanimu hidup selama bertahun -tahun..Ayah sungguh bahagia.Cintailah ibumu,dia sungguh mende rita ,dia adalah orang yg paling mencintaimu dan adalah orang yg paling ayah cintai".                                                                                        
Mulai dari kejadian yg mungkin akan terjadi sejak TK,SD,SMP,SMA sampai kuliah,semua tertulis dengan lengkap didalamnya.Dia juga menulis sebuah surat untukku."Kasihku,dapat menikahimu adalah hal yg paling bahagia aku rasakan dalam hidup ini.Maafkan salahku,maafkan aku tidak pernah membe rita humu tentang penyakitku.Aku tidak  
mau kesehatan bayi kita terganggu oleh karen anya.Kasihku,jika engkau menangis sewaktu membaca surat ini,berarti kau telah memaafkan aku.Terima kasih atas cintamu padaku selama ini.Hadiah-hadiah ini aku tidak punya kesempatan untuk memberikannyapada anak kita.Pada bungkusan hadiah tertulis semua tahun pemberian padanya".                                                                                                    
                                                                                                              
Kembali ke rumah sakit,suamiku masih terbaring lemah.Aku menggendong anak kami dan membaringkannya diatas dadanya sambil berkata:"Sayang,bukalah matamu sebentar saja,lihatlah anak kita.Aku mau dia merasakan kasih sayang dan hangatnya pelukan ayahnya"..Dengan susah payah dia membuka matanya,tersenyum..............anak itu tetap dalam dekapannya,dengan tanganya yg mungil memegangi tangan ayahnya yg kurus dan lemah.Tidak tahu aku sudah menjepret berapa kali momen itu dengan kamera di tangan sambil berurai air mata....................                                                                                    
                                                                                                              
Teman2 terkasih,aku sharing ce rita ini kepada kalian,agar kita semua bisa menyimak pesan dari cerita ini.Mungkin saat ini air mata kalian sedang jatuh mengalir atau mata masih sembab sehabis menangis,ingatlah pesan dari ce rita ini :"
Jika ada sesuatu yg mengganjal di hati diantara kalian yg saling mengasihi,sebaiknya utarakanlah jangan simpan didalam hati.Siapa tau apa yg akan terjadi besok? Ada sebuah pertanyaan: Jika kita tahu besok adalah hari kiamat,apakah kita akan menyesali semua hal yg telah kita perbuat? atau apa yg telah  
kita ucapkan? Sebelum segalanya menjadi terlambat,pikirlah matang2 semua yg akan kita lakukan sebelum kita  menyesalinya seumur hidup

Wednesday, March 18, 2009

surpriseeeee....Paket from Nakita....

Kemarin malam pulang kerja, adik iparku bilang ada paket tapi ga tau darimana. Setelah aku cek ternyata paket yang dimaksud dari Nakita. Aku panggil ayah n Jibran untuk buka paket tsb bersama-sama. hihihi.. Jibran antusias banget, apalagi di semangatin ayah tambah seru aja. Rupanya paket ini adalah bingkisan atas pemunculan surat Bunda di Nakita beberapa waktu lalu, dan sempet Bunda posting juga ceritanya di sini

Beberapa hari lalu memang ada email dari Nakita yang mengkonfirmasi alamatku tapi aku ga terlalu ngeh kepentingannya untuk apa. Rupanya inilah jawabannya.

Alhamdulillah, ternyata isi paket tsb adalah perlengkapan kosmetik n mandi dari my Baby, hmmm... super duper lengkap lohh, mulai dari shampo, sabun, lotion, bedak, minyak telon, balsem, sampe colonge, (sstt... padahal yang dipake jibran selama ini cuma bedak, sabun, shampo n minyak telon) . Yipieee.. seneng banget berarti untuk beberapa waktu ke depan ga perlu beli2 lagidan bisa saving money donk..

Seneng banget dah bisa mejeng en dapat hadiah pula. Tambah semangat aja Bunda. Mudah2an ke depannya masih rejeki Jibran dan Bunda akan lebih rajin lagi ah kirim2.

Inilah penampakan paket tsb sesaat sebelum dibuka....

Ekspresi Jibran saat paket dibuka... hihi..

Tarrraaaaa.. inilah isinya... alhamdulillah... n thank's Nakita

Thursday, March 12, 2009

GTM oh GTM... pusing euyyy...

hmmm.. akhirnya tiba giliran Jibran GTM. Pagi ini dapat laporan (lagi) dari rumah, bahwa sampai siang gini belum ada makanan yang masuk, baru ASIP 1 botol n UHT 1 box, sisanya makanan yang aku sajikan ludesss.... di cuekin dan diacaka2 doank. Ya ampun..... ini udah minggu ke 2 Jibran ga mau maem. Padahal aku udah bolak balik buka kamus pintar n menu2 resep makanan, googling juga, intip menu temen2 di MP trus semuanya aku praktekin di rumah, namun belum ada hasil. Sup bola2 tahu n jagung manis yang biasanya jadi favorit Jibran lewat begitu aja, puding alpukat kedoyanannya sukses di lepeh, markisa favorit Jibran, ludes di tumpahin, ampunnnn.... sampe geleng2 budenya yang ketitipan Jibran. Bingung ga ngerti gimana lagi bujuk Jibran u/ mau maem. Baru aja adikku sms katanya Jibran sukses ngelempar roti gandum yang disuapin kepadanya, kejunya habis di dipotong kecil2 n dimain-mainin, OMG... Jibran.... GTM sih GTM tapi jangan lama2 donk nak...

Pelampiasan (wuitts.. bahasanya ga okeh niy..) ga mau makan, malamnya frekuensi mimi Jibran double jadi 4 kali bangun biasanya kan hanya 2 kali bangun minta mimi. Wadoohh.. padahal aku udah berencana untuk mulai menyapih Jibran, apa iya Jibran ngerasa ya... n GTM wujud protes Jibran? Tapi apa iya?? (bingung sambil garuk2 kepala)

So far aku sih mengikuti aja maunya JIbran, kalopun sekarang dia lagi GTM ya sudah mungkin itu masanya, membiarkan aja sambil berharap GTM ini segera berakhir, demikian juga ayahnya berpikiran sama, sabar dan mengikuti maunya Jibran, dan tidak mau maksa atau nyekokin Jibran dengan vitamin atau jamu2an penambah nafsu makan seperti saran tetanggaku. Sambil kreatif mengolah makanan jenis lainnya yang belum pernah aku sajikan u/ Jibran. Suatu hari Jibran aku ajak ke Indomart dan nunjuk minta agar2 inaco, ternyata begitu disuapin Jibran doyan banget, namun aku ga berani kasih banyak2, selanjutnya cangkang or cetakan kosong bekas agar2 tsb aku isi dengan agar2/nutrijel buatanku, ditambah gula sedikit dan perasan air jeruk, alhamdulillah Jibran doyan namun hanya 2 hari, aja selebihnya Jibran nolak. Pernah juga dikasih tetangga lontong (buras orang sunda bilang), dan dia doyan, besoknya ibuku bikinin u/ Jibran, sempet habis 2bh lontong selanjutnya ga mau... Padahal aku juga udah coba variasikan dan menyajikan makanan2 Jibran dengan piring2 bergambar lucu n tokoh kartun favorit Jibran, tapi sepertinya dia ga peduli karena Jibran sekarang dah bisa milih piring mana yang dia mau pakai, seringnya Jibran malah mau pakai piring orang dewasa, atau piring2 kecil yang ada di rak pilihan dia sendiri.

Ayahnya bilang Jibran lagi nguji Bundanya, sampe sejauh mana aku sabar menghadapi pola Jibran dan sampai sejauh mana kreatifitas ku u/ mengolah makanan Jibran. Hmmm... semangat.. semangat... u/ kreatif. Week end kemarin aku sempet bikin browkus, dan tumbenan Jibran kok minta padahal biasanya dia ga terlalu suka dengan brownies. Kemarin lusa Jibran juga dikirimi kolak pisang dari tetangga dan dia doyan, besoknya aku bikinin kolak pisang, santan aku ganti dengan UHT, Jibran maem walau ga banyak. Alhamdulillah...

Btw yang bikin aku tambah pusing kalo week end tiba karena Jibran makin ga mau maem. Maunya hanya mimi ASI, seharian bisa full bener2 ga ada makanan masuk kecuali cemilan roti or buah, selebihnya hanya mimi ASI. Tadi pagi saat aku mandiin Jibran aku sempet bilang ke Jibran, "besok Bunda libur nak, kita bisa main sepuasnya ya... jadi hari ini Bunda kerja dulu." Jibran menatap ku seperti ga sabar nunggu besok. Nah pas tadi aku dapat kabar Jibran ga mau maem (lagi) aku curhat ke ayahnya, ayahnya bilang mungkin Jibran ngerasa n ga sabar nunggu week end sekarang jadi males makan. Halaa... apa hubungannya yah...

Mudah2an aksi GTM Jibran sgera berakhir, dan aku bisa sabar (harus donk ya..)

Ini MMS kiriman adikku,  Jibran yang lagi ngacak2 makanan.. hihi..

Monday, March 9, 2009

Demi Jibran.. bala bantuan datang...

Genap 15 hari Jibran tanpa pengasuh... Repot kah? Sebenarnya ngga juga, karena pekerjaan rumah tangga seperti masak aku yang handle, nyuci n nyetrika bisa bergantian di handle oleh adik iparku atau aku. Hanya perlu 1 orang pengasuh untuk menemani Jibran di rumah saat aku di kantor, karena adik iparku sendiri juga punya kegiatan. Terpaksa selama aku belum dapat pengganti adik iparku bolos. Kasian juga tapi mau bagaimana lagi. Ibuku sendiri minggu lalu sudah cuti 1 minggu demi menemani Jibran, dan pagi ini harus masuk kerja lagi. Sementara ayahku sendiri sudah pensiun namun meski pensiun masih punya kegiatan jadi tidak bisa aku andalkan untuk menemani Jibran.

Akhirnya kemarin kakak iparku dari Cirebon datang ( baca : khusus didatangkan) . Meski sesaat namun lega rasanya Jibran ditemani oleh bude nya. Kakak iparku anaknya baru 1 dan sudah cukup besar, suaminya kerja di Jakarta karenanya sementara aku belum dapat pengasuh, kakak iparku tinggal sementara di rumahku u/ menemani Jibran, dan anaknya dititipkan di mertuaku. Aku sih berharap mertuaku yang bisa datang ke Jakarta tapi apa daya blio masih punya kerjaan di Cirebon. Wakkksss... beginilah nasib ibu bekerja, dipikir-pikir lebih sulit mencari pengasuh ketimbang mencari karyawan.
kemarin sudah sempet berharap akan dapat pengasuh baru nitip dari temenku, tapi semalam di sms ternyata pengasuhnya ga berani ke Jakarta sendiri dan minta dijemput. Dooohhh... minta di jemput?? Manja bener.... gregetan banget dengernya, padahal aku tawarkan minta tolong orang lain untuk mengantarnya dan nanti ongkosnya aku ganti, tapi calon pengasuh tsb tetap ga mau. Ya sudah la.. aku pikir belum jodoh.. aku masih mencari kandidat lainnya.

3 hari libur panjang di rumah sama Jibran sangat menyenangkan. Kemana2 Jibran selalu ikut sama aku, aku sibuk di dapur dia ikut, aku nyuci dia ikut, apalagi saat aku belanja sayur sudah pasti dia ikut, pokoknya kemana aku pergi Jibran seperti ekor yang mengikuti aku dari belakang, hihi....

Kadang2 kalau menghadapi situsasi seperti ini ada feeling guilty dan pingiiinnn.. rasanya di rumah bersama Jibran, menjadi FTM adalah impianku, namun perasaan itu timbul tenggelam. Kadang jika pas aku punya pengasuh yang bisa dipercaya dan meninggalkan Jibran di rumah aku nyaman banget dan ga kepikiran untuk keluar kerja, namun sebaliknya jika tidak ada pengasuh seperti saat ini keinginan menjadi FTM begitu kuat. Selama ini my hubby menyerahkan semuanya ke aku, blio tidak pernah menuntut aku untuk bekerja tidak juga meminta aku untuk keluar, blio percaya bahwa aku tau yang terbaik untuk Jibran. Kebebasan itu sepenuhnya menjadi milikku. Sebaliknya sometime aku malah merasa serba salah, di satu sisi pingin keluar tapi di sisi lain aku belum siap. Hmmm... membingungkan yaa....

7 Maret lalu Jibran kecil genap 21bulan. Ga terasa bentar lagi 2th. Ga terasa juga bentar lagi harus di sapih. Sekarang Jibran udah makin pinter dan bisa protes. Kalo liat aku udah berpakaian rapi maka segera lah ia langsung cari alasan untuk menahan kepergianku, sekedar minta mimi, minta di gendong atau ngajak main. Dihadapkan oleh keadaan seperti itu aku pasti ngga tega. Sungguh Jibran pinter banget bikin aku ga tega meninggalkannya. Belum lagi celoteh2nya yang bikin aku gemas dan kangen, "bunda mimi di ini.." yaa... Jibran tuh hanya mau mimi di kamar, dengan posisi tiduran di sebelahku, Jibran ga mau mimi di ruang lain, hanya mau imi di dalam kamar dan pintunya harus ditutup. Sopan yaa......Pun  lagi berkunjung kerumah orang jika waktunya mimi, Jibran pasti mencari kamar, dia anti mimi di tempat umum, kecuali di mall kali ya.. karena ga ada pilihan.. :p

Hmmmm..... sungguh bicara tentang Jibran, sejenak kesibukan dan kepenatanku oleh kerjaan terlupakan "sementara" Sungguh 3 hari libur panjang bersama Jibran masih kurang dan kurang.... Jika aja memungkinkan membawa Jibran ke kantor aku mau banget... Kemarin sempet kepikiran untuk menitipkan Jibran di day care tapi setelah melihat kondisi dan dengar pengalaman temanku, aku ga tega dan my hubby juga ga ngizinin, maka sementara bantuan kerabat yang bisa kami andalkan.

Jibran sayang.... sabar ya nak.. mudah2an kita segera mendapat pengganti teteh Ijah... Kami selalu memberi penjelasan untuk apa kami bekerja, dan selalu kami jawab jika Jibran bertanya, "Ayah ana, nda mana?" Kami sepakat menjawab, "Bunda dan ayah kerja cari uang untuk sekolah Jibran." Insya Allah... Jibran mengerti.....

                        ( Jibran di bangku astrada, serunya bangku sampe naik ke tempat tidur )

Tuesday, March 3, 2009

Re posting... Cari tas Lap top Modis, keren n girly dimana ya?

Hmm.. sebenrnya ini lanjutan n posting  ulang dari sebelumnya, nah ga berasa baru keingetan kalo yang mau ultah makin dekat hari H, tapi aku belum dapat juga tas Lap Top yang kucari, dimana ya? kalo ada temen2 yang tau link nya info donk ke aku, maunya sih mampir ke mall tapi ampun kayanya ga sempet nih... mana pengganti Ijah juga belum dapat.. jadi masih repot sama urusan diri sendiri dulu ya... thanks before...

 

Sunday, March 1, 2009

Help.... aku butuh pembantu en pengasuh nih... urgent

Sabtu Minggu kemarin aku sibuk cari pembantu tapi sayangnya sampai hari ini belum dapat. Akhirnya dengan "terpaksa" Jibran aku titipkan di adik iparku. Yaa... sejak kepulangan ijah kamis lalu, Jibran ga ada yang nemenin kalo aku ke kantor. Susah2 gampang cari pembantu, terus terang ada kekhawatiran pula meninggalkan Jibran hanya berdua dengan pengasuh, maka kalo pengasuh itu bukan referensi teman/saudara semisal dapat dari yayasan, my hubby ga recommended. So.. buat temen2 semua, sekiranya pembantu lebih or cari kerjaan buat pengasuh, mohon diinfo ke aku ya.... URGENT...