Baca postingan teh icho tentang kematian kematian jadi teringat saat sabtu lalu aku nemenin kaka sepupuku disaat2 terakhirnya menghembuskan nafas, sungguh sebuah pemandangan yang memilukan. Aku bener2 jadi saksi ketika kaka sepupuku sakaratul maut, nadi makin lama makin lemah, tensi makin drop dan akhirnya dokter menyatakan meninggal setelah sebelumnya terjadi kengototan dari budeku yang meyakini kalo anaknya belum meninggal.
Semua terjadi di ruang ICU. Sabtu subuh itu aku ditelpon oleh Ibuku yang ngabari kalo anaknya bude masuk ICU dari kemarin, dan segera aja Ibu pergi menjenguk diantar oleh adikku Mama Tika. Siangnya setelah jemput Kaka Bimba akupun menyusul ke RS. Sampe RS aku langsung menuju ruang ICu tempat dimana kaka sepupuku dirawat. Sungguh memilukan, melihat kaka sepupuku tergolek tak berdaya, dalam keadaan tidak sadar, kedua tangan diikat, seluruh alat2 kedokteran menempel ditubuhnya, selang di hidung dan mulut, bahkan kedua mata kaka sepupuku itu ditutup kain kasa karena kaka sepupuku tidak bisa merem secara alami.
Sampai aku disana aku belum bisa bertanya diagnosa apa sebernya, menurut bude, awalnya kaka datang ke RS dengan keluhan tidak bisa pub dan tidak bisa pipis, setelah di periksa lab, dokter tidak mengizinkan kaka sepupuku pulang langsung meminta untuk rawat inap dan langsung masuk IMC (intermediate care). Padahal kondisi kaka sepupu saat itu masih sadar, dan besokannya kondisi kaka sepupu makin drop kemudian dipindahkan ke ICU sampai seperti diatas aku ceritakan.
Saat aku menjenguk aku sempet ketemu dengan dokter yang menangani kaka sepupuku, dan sempet berbicara dengan beliau, menurut dokter kondisi kaka udah parah, dan sangat kritis, kalo bicara kesempatan hidup sudah sangat tipis, bahkan katanya dokter lagi obat2an yang diberikan dokter saat itu udah sangat maximal, namun belum juga memberi progress yang significant malah makin kesini kondisi kaka sepupu makin drop.
Dan jadilah hari itu aku diminta oleh Ibuku untuk mengurus semuanya karena Bude dan Pakde masih shock dan ga bisa berpikir jernih. Saat dokter mengatakan bahwa pasien tidak boleh ditinggal dan harus ditunggui karena segala kemungkinan bisa terjadi, maka akulah yang diutus untuk menemani kaka sepupuku di ruang ICU. Kulihat dokter dan suster bolak balik kedalam ruang ICU mengecek kondisi kaka sepupu, selama aku disitu kondisi kaka sepupu makin menurun dan ga stabil, tensi dan tekanan darah drop, bahkan di layar beberapa kali sempet menunjukan angka 0 dalam artian sudah sangat kritis. Tepat jam 2 aku pamit sebentar ke suster untuk izin sholat, selesai sholat niatnya aku mau makan, dan belilah makanan dan dibungkus, maksudnya mau makan diruang tunggu aja, baru aja aku sampe atas dan mau makan, tiba2 ada telpon, aku diminta segera ke ruang ICU karena pasien gawat. Saat aku tiba di ruang ICU, kulihat suster sedang menekan2 dada pasien, dokter disitu bilang kalo kondisi pasien sudah diambang kematian, beberapa kali tampak di layar tidak ada pergerakan, saat itu alat2 masih terpasang, dokter bilang lagi jika alat bantu nafas dicopot pasien sudah meninggal, kontan aku langsung ngejerit ga percaya, dokter minta keluarga yang lain kumpul, segera aku panggil bude dan pakde juga ibud an sodara2 lain yang kebetulan ada, kami semua kumpul di ruang ICU. Dokter mengatakan hal yang sama kepada bude dan pakde, serta merta bude pakde ga percaya kalo anaknya meninggal, oleh dokter diberi penjelasan, tetep aja bude pakde ga percaya dan minta dokter terus mengusahakan. Hal terakhir yang dilakukan dokter adalah membiarkan pasien selama 10menit tanpa diberi bantuan alat untuk memastikan bahwa pasien benar2 sudah meninggal, hal ini dilakukan karena pakde dan bude masih ga mempercayai jika anaknya dinyatakan udah meninggal, ketika akhirnya 10menit waktu yang diberikan berakhir dan pasien sama sekali ga bereaksi, dilayar juga sudah tidak ada pergerakan, menangislah bude dan pakde.
2kali aku menyaksikan kejadian sakaratul maut, pertama saat alm abah dan kedua alm kaka sepupuku. Benerannya ga tega, dan jadi parno, kadang jadi membayangkan diri sendiri dalam kondisi seperti itu, ya Allah betapa berartinya kesehatan, betapa berartinya hidup yang hanya sementara ini, betapa banyak hal yang belum dapat aku lakukan sebagai umatmu yang baik.
Dan diagnosa terakhir penyakit kaka sepupuku adalah chrons disease.
Sebuah sakit yang menurut dokter bisa ditangani sejak dini padahal, namun karena ketidak tauan pasien dan kurang awarenya pasien sehingga menimbulkan sakit ini menjadi kronis.
Doaku untuk kaka sepupuku, semoga beliau dilapangkan jalannya diampuni segala dosanya, diberi tempat yang baik disisi Allah, amin...
innallilahi wainnailahirojiun.. semoga teang dan diterima aml ibadahnya oleh Sang Maha Pencipta
ReplyDeleteiya aku pernah juga nungguin sakaratul maut nenekku.. sediiih rasanya
ReplyDeleteduh sedihnya :( kuatnya dirimu maakk...
ReplyDeletesakitnya itu tanda2nya gak gitu jelas ya.. mungkin kaya sakit perut biasa aja...
ikut berduka cita mbaa...semoga keluarga yg ditinggalkan diberi ketabahan, dan semoga amal ibadahnya diterima disisi Alloh swt...amin
ReplyDeleteTurut berduka yah Diz, semoga yang ditinggalkan tabah. amin
ReplyDeleteamin ya robal alamin...
ReplyDeletesedih dan ga tega rasanya, ga percaya juga beberapa menit sebelumnya masih nafas kemudian meninggal....
ReplyDeleteiya mak, awalnya katanya suka mual2, maag gitu, langganan minum mylanta, tapi lama kelamaan BB turun, ga ada nafsu makan...trus jadi diare...
ReplyDeleteamin.. makasih neng...
ReplyDeleteiya bu lan.. amin..
ReplyDeleteinnallilahi wainnailahirojiun...ikut berduka mbak :(
ReplyDeleteaku nyaksiin sakaratul maut pertama kali yaitu anakku :((
turut berduka ya, mb....
ReplyDeleteaku hbs baca ttg penyakit yg dialami kok ngeri ya???
jd kita hrs aware ama diri kita sendiri ya? Y.Y
*merinding*
ReplyDeleteIkut berduka cita Mbak Dizna
inna lillahi wa inna ilaihi rojiun
ReplyDeleteturut berduka cita mba
maaf usia alm kk sepupu berapa?
jadi tahu penyakit radang usus ini.. turut berduka cita ya..
ReplyDeleteAduuh.. Sedih bgt.. Turut berduka cita ya mbak..
ReplyDeleteSemoga alm kaka' sepupunya ud tenang skrg.. اَÙ…ِّينَ
Kan dalam hadits jelas, "dan cukuplah kematian jadi pelajaran bagimu"
ReplyDeleteinnalillahi wa innailaihi rooji'uun. Chron's disease? Itu penyakit autoimun dan agak jarang. Cepat juga diagnosanya, mbak Diz. Gejala awalnya biasanya diare kronis
ReplyDeleteSalam kenal ya jeng. Semua makhluk kembali kepadaNya jua. Crohn dissease itu menyerang usus kan ya?
ReplyDeleteSaya juga sudah pernah mendmapingi orang meninggal 3 kali malah, ya begitulah keadaannya. Yang pertama malah meninggalnya begitu kita pada pulang shalat subuh dulu dan mau sarapan. Yang kedua, meninggal di depan mata saya di rumah, yang ketiga di RS belum meninggal betulan tapi sudah dalam kategori "dying". Meninggalnya ya cuma sadar sejenak terus bablas..........
Alfatihah untuk kakaknya ya jeng. Turut berduka cita.
Turut berduka cita ya mba..
ReplyDeleteSaya juga pernah mengalami hal serupa ibuku setahun yg lalu, tdk nafsu makan, badan bertambah kurus, tdk bisa bab, sempat mengalami kejang2 dan drop di rs dan akhirnya tutup usia. Dan kejadiannya pun persis seperti yg mba lihat, nadi makin lemah, tensi makin drop dan akhirnya dgn 1 hentakan nafas panjangnya ibu akhirnya benar2 telah pergi. Sungguh kejadian yg tdk pernah akan terlupakan, namun kita sebagai manusia harus bisa tabah dan menerimanya..
Semoga kita tetap tabah, dan untuk beliau semoga dilapangkan jalannya dan diampuni segala dosanya, Amin...
turut berduka cita ya mb diz...
ReplyDeleteturut berduka cita mba diz
ReplyDeleteoohhh... saat garin meninggal ya cy...
ReplyDeleteiya mak.... saat ada keluhan dianggap sepele, ternyata lama2 malah jadi sakit kronis...
ReplyDeletemakasih ya bund..
ReplyDeletemakasih mba put...
ReplyDeletemasih muda banget baru 22tahun.... kebayang ga sih masih gadis gitu, makanya mamanya shock banget..
makasih mba tin..
ReplyDeletemakasih mba anti..amin...
ReplyDeletehikss... iya mba ira..pelajaran buatku juga..
ReplyDeletediagnosa terakhir menurut dokter sih begitu dok, ini diketahui setelah alm melakukan endoscopy.
ReplyDeletegejala awalnya menurut bude ku lebih ke sakit maag yang serig mual2 belakangan baru diare....
salam kenal juga bunda julie..ternyata aku belum jadi contact bunda yaa... aku add ya...
ReplyDeletebener bunda, melihat saat orang sakaratul maut itu deg2 plas...gimana gitu... padahal pada akhirnya kita juga akan kembali kehadirat Allah....
sama2 mba....
ReplyDeleteitu almh ibu nya sakit apa mba? tidak kedetek juga atau bagaimana?
makasih mama tije..
ReplyDeletethanks mba esti...
ReplyDeletebtw udah berapa bulan nih kehamilannya? smg lancar2 slalu ya mba..
Saya belum pernah terima undangannya deh kayaknya, kalau mau diundang ayo silahkan aja, tapi tempat saya nggak ada daya tariknya lho :-D
ReplyDeletedone ya bunda.... udh aku add, makasih bund...
ReplyDeleteSebentar sasya accept dulu ya. Sekali lagi terima kasih atas tawaran pertemanannya, semoga kita saling membahagiakan satu sama lain.
ReplyDeletesama2 bunda.....
ReplyDelete