Thursday, February 11, 2010

Panen Mahkota Dewa

Gambar ini diambil tadi pagi sesaat aku mau berangkat kantor. Denger si kaka dan dede Kyo ribut2 di luar, penasaran aku keluar, kulihat mereka masing2 lagi menggemgam mahkota dewa. Yaa..di pekarangan rumah ku, tepatnya di samping rumah Mama Tika, ada pohon mahkota Dewa, yang mana saat ini tengah berbuah, banyaakkk… banget, aku sampe geli lihatnya, karena tumbuhnya numpuk2 gitu dan ga beraturan. Secara aku tuh paling geli sama bentuk yang bunder2 gitu, hii…


Sayangnya buah mahkota dewa di rumah, ga di manfaatin dengan maksimal, seringnya malah kebuang2,  dan berserakan di Tanah, sampe busuk dan kering. Sebenernya sayang banget tapi aku juga ga tau mau diapain? Waktu Ibu mertuaku ke rumah, blio sih rajin tuh buah di kupas diiris tipis lalu di jemur beberapa hari hingga kering, kemudian setelah kering dimasukin dalam toples/wadah kedap udara, kalo dah kering bentuknya jadi seperti teh, dan Ibu Mertuaku rutin meminumnya diseduh dengan air panas layaknya teh.


Aku pernah nyobain, hueekkkk… rasanya aneh, langu dan sepet2 gitu, jujur ga ketelen, hehehe..

Dulu tanaman Mahkota Dewa juga ada di depan rumahku, tapi yang depan rumahku sudah ditebang ayah karena mengganggu jalan masuk, pohonnya itu loh makin lama makin gede, serem ahh.. akhirnya sekarang tinggal yang di rumah Mama Tika aja deh.

Nahh.. sekarang aku baru kepikiran, kok ya sayang dibuang2, tapi aku mau ngolah juga ga sempet, so.. sapa yang mau?? Mungkin ada diantara temen2 yang lagi cari buah ini, silahkan atuh diambil ke rumah kami…. Atau malah di share sapa yang eprnha mengolah buah inis elain menjadi teh? Pls let me know.. :)

Berikut manfaat dari Mahkota Dewa, aku copass dari sini

 

Dunia tanaman obat kini kedatangan pendatang baru yang lumayan hebat. Mahkota dewa namanya. Ia bisa membuat penderita penyakit ringan macam gatal-gatal, pegal-pegal, atau flu, hingga penyakit berat seperti kanker dan diabetes,merasakan kesembuhan.

 

Mengetahui khasiat tumbuhan satu ini, mungkin Anda segera berminat menanamnya. Betapa tidak. Tanaman ini ternyata punya khasiat luar biasa. Ia bisa menyembuhkan gangguan kesehatan dari yang ecek-ecek hingga yang nyaris tak ada harapan sembuh. Kalau cuma pegal-pegal, sehari dua hari bakal hilang. Flu? Wah, itu tugas yang juga bisa dibereskan dalam sehari dua hari. Diabetes pun bakal takluk dalam beberapa bulan.

 

Bagaimana dengan kanker? Meski butuh waktu bulanan, tanaman ini pun sanggup melawannya sampai titik darah penghabisan. Paling tidak itu berdasarkan pengalaman empiris banyak orang, termasuk yang merasa sembuh dari penyakit pada organ hati atau jantung, hipertensi, rematik, serta asam urat.

Untuk mengolahnya jadi obat pun sangat gampang. Cuma dengan menyeduh teh racik terbuat dari kulit dan daging buah, cangkang buah, atau daunnya, bahan obat alami ini pun siap dipakai. Kalau enggak menghendaki rasa pahitnya, kita bisa sedikit bersusah payah mengolahnya menjadi ramuan instan. Rasanya ditanggung lebih sedap tanpa mengurangi khasiat.

 

Itulah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa). Tanaman yang kabarnya berasal dari daratan Papua ini di Jawa Tengah dan Yogyakarta dijuluki makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat, karena khasiatnya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Sementara, orang-orang dari etnik Cina menamainya pau yang artinya obat pusaka.

 

Dari alergi hingga kanker
Sebagian orang mungkin pernah sekadar melihatnya, sebagian lagi mendengar namanya pun tidak pernah. Wajar bila selama ini sangat sedikit orang tahu mahkota dewa. Apalagi khasiatnya. Bahkan, di banyak lembaga penelitian yang menangani tumbuhan berkhasiat obat belum ditemukan hasil penelitiannya. Sampai saat ini, setidaknya baru dr. Regina Sumastuti dari Jurusan Farmakologi, Universitas Gadjah Mada yang telah menelitinya. Itu pun masih terbatas pada pengujian terhadap efek antihistamin atau antialergi. Padahal, kalangan keraton Solo dan Yogyakarta telah lama mengenalnya dan memanfaatkannya sebagai tanaman obat. Beruntung, lama-lama manfaat luar biasa ini bocor ke kalangan awam.

Selama ini daun dan buah mahkota dewa dimanfaatkan masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa, sebagai obat penyakit kulit, gatal-gatal, dan eksim. Penyakit tersebut ditandai dengan gejala gatal-gatal, pertanda adanya alergi terhadap agen tertentu yang mendorong sel-sel tubuh mengeluarkan histamin.

 

Soal kemampuan melawan penyakit kulit ini Sumastuti sudah membuktikannya. Dari penelitian secara in vitro menggunakan usus halus marmot, diketahui, memang benar daun dan buah mahkota dewa mempunyai efek antihistamin. Artinya, tanaman tersebut secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya sebagai obat gatal-gatal akibat gigitan serangga atau ulat bulu, eksim, dan penyakit lain akibat alergi.

 

Dijadikan teh

Menanam mahkota dewa memang bukan perkara sulit. Tumbuhan, yang bisa hidup baik pada ketinggian 10 – 1.000 m dpl., ini bisa ditanam dari biji atau hasil cangkokan. Meski penanamannya bisa di dalam pot atau langsung di tanah, pertumbuhannya akan lebih baik bila ditanam di tanah. Tanaman dari biji biasanya sudah berbuah pada umur 10 – 12 bulan. Yang berasal dari cangkokan, mestinya berbuah lebih cepat.

 

Khasiat buah muda dan tua sama saja, jelas Ning. Sayang, senyawa apa yang terkandung dalam bagian-bagian buah, masih belum terungkap secara detil. Cuma, Hutapea dkk. (1999), seperti dikutip Sumastuti, menyatakan, dalam daun dan kulit buah makuto dewo terkandung senyawa saponin dan flavonoid, yang masing-masing memiliki efek antialergi dan antihistamin.

 

Cangkangnya memiliki rasa sepet-sepet pahit, lebih pahit dari kulit dan daging buah. Bagian ini juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi langsung karena dapat mengakibatkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Namun, setelah diolah, bagian ini lebih mujarab ketimbang kulit dan daging buah. Ia dapat mengobati penyakit berat macam kanker payudara, kanker rahim, sakit paru-paru, dan sirosis hati.

Ada alasan mengapa biji mahkota dewa tidak dikonsumsi. Bijinya sangat beracun. Kalau mengunyahnya, kita bisa muntah-muntah dan lidah mati rasa, tambah Ning. Karenanya, bagian ini cuma digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit.

Bagian lain yang bisa dijadikan obat adalah batang dan daun. Menurut Ning dalam bukunya, batang mahkota dewa secara empiris bisa mengobati kanker tulang. Sedangkan daunnya bisa menyembuhkan lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor. Cara memanfaatkan daun adalah dengan merebus dan meminum airnya.

Jangan kaget. Begitu minum ramuan mahkota dewa, kita segera merasakan serangan kantuk. Efek ini normal. Efek lainnya adalah mabuk.

 

Untuk menghilangkan efek ini dianjurkan untuk minum air lebih banyak. Untuk konsumsi selanjutnya, takaran mahkota dewa perlu dikurangi. Jika masih tetap mabuk, sebaiknya untuk sementara hentikan dulu. Di samping efek buruk tadi ternyata masih ada efek baik-nya. Psst … kadang-kadang kaum pria ada yang libidonya meningkat, bisik Ning.

 

Menurut Ning, dalam proses menyembuhkan penyakit dalam atau penyakit serius macam kanker rahim, setelah pasien mengonsumsi seduhan mahkota dewa badannya bisa merasakan panas-dingin, bahkan kadang kala mengeluarkan gumpalan darah berbau busuk. Ini merupakan proses pembersihan penyakit, tulis Ning.

 

Penggunaannya bisa dalam bentuk ramuan tunggal bisa pula ramuan campuran. Pencampuran dengan tumbuhan obat lain dimaksudkan untuk memperkuat khasiatnya dan menetralisir racun. Juga untuk mengurangi rasa tidak enaknya, tutur Ning, yang mengaku sering melayani resep yang ditulis beberapa dokter.

Upaya penyembuhan menggunakan ramuan mahkota dewa, menurut Ning, tidak bisa cepat membuahkan hasil. Pengobatannya perlu dilakukan beberapa kali. Bahkan untuk penyakit berat yang kronis perlu waktu lama.

 

Yang perlu diperhatikan adalah takaran penggunaannya mesti tidak melebihi yang dianjurkan. Kalau takarannya berlebih, pengaruh yang tidak diinginkan bisa muncul.

 

Mesti diingat, wanita hamil muda dilarang mengonsumsi mahkota dewa. Seperti dikutip Ning, Sumastuti juga telah membuktikan mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga memperlancar proses persalinan. Ini bisa membahayakan kehamilan yang masih muda.

 

Yang tak kalah penting, pesan Ning, dalam menggunakan ramuan mahkota dewa kita dianjurkan menyugesti atau menyakinkan diri bahwa ramuan ini manjur, berdoa untuk kesembuhan kita, dan tetap mengunjungi dokter untuk mengetahui perkembangan kesehatan kita.@ (I Gede Agung Yudana)

 

Sumber :
mahkotadewa.com
Intisari, 2003
thibbunnabawi.wordpress.com

28 comments:

  1. waaahhh gede banget yah pohon-nya ternyata ;)
    papi-ku juga suka nih Mbak Diz, jadi ditanam yang kecil2 di pot trus akar-nya diambil buat dikeringkan dan dijadikan teh juga

    ReplyDelete
  2. bukan gede lagi mba, tuh pohon bahkan dah tinggi banget melewati genteng, dan kalo lagi amsa nya berbuah kaya sekarang banyakkk.. banget, sampe jatuh2 ke tanah gitu.
    padahal manfaatnya bagus banget, kayanya aku perlu belajar u/ suka deh...

    ReplyDelete
  3. Iya Mbak Diz, boleh dicoba tuh biarpun sepet2..coba kalo rumah Mbak Diz deket, uda aku samperin deh bungkus yang banyak hahahahaha

    ReplyDelete
  4. lhaa.. emang dirimu doyan toh mba?? aneh kan rasanya?

    ReplyDelete
  5. ibuku pernah dikasih nih mba...
    wkt itu cuma dikeringkan terus diseduh deh....

    ReplyDelete
  6. biar nga doyan di doyan2in deh manfaat-nya okeh loh Mbak ;)

    ReplyDelete
  7. sama kaya ibu mertuaku, btw dirimu dah pernah nyoba bund?

    ReplyDelete
  8. itu yang masih belajar mba, kudu niat emang n maksa jadi doyan karena manfaatnya itu tadi, sippp dahh...

    ReplyDelete
  9. gw pernah tu minum jamu MD..( MD dan rempah2 lainnya) direbus trus diminum airnya.. rasanya hmmmm jgn tanya deh ;p
    dulu kepengen kistanya sembuh ehh ternyata kistanya masih yg ada gw jd skt maag krn lambungnya ga kuat akan efek dr si jamu itu :((
    tapi katanya banyak yg berhasil.. cocok cocokan juga sih ya.. di gw sih ga ngaruh..

    ReplyDelete
  10. berarti kudu yakin neng seperti kata dokter berikut :
    Yang tak kalah penting, pesan Ning, dalam menggunakan ramuan mahkota dewa kita dianjurkan menyugesti atau menyakinkan diri bahwa ramuan ini manjur, berdoa untuk kesembuhan kita, dan tetap mengunjungi dokter untuk mengetahui perkembangan kesehatan kita

    ReplyDelete
  11. iris2, trus jemur, nanti bisa diseduh., bijinya buang,
    jadi inget pas anakku kecil bisul di mukanya aku kasih tumbukan daun ini sembuh Alhamdulillah

    ReplyDelete
  12. caranya gimana mba? daunnya diapain?

    ReplyDelete
  13. huaaaa gede banget pohonnya.. di rumah ibuku aja baru berbuah 4 dah heboh :)heheh belum liat yang ini nih...

    Waktu dulu kuliah skripsi pertama gagal krn susah cari biji MD jadi ganti judul deh , tau gitu dulu ke mba aja ya :0hehehehe

    ReplyDelete
  14. bentar lagi pasti gede deh, di rumah dulunya pohon ini ditanam dari cangkok (kalo ga salah), si ayah yang nanem, tau2 cepet bgt gede dan berbuah kaya gini,
    hehe.. skripsinya tahun berapa jeng??

    ReplyDelete
  15. diulek2 gitu kasih air dikit., trus oles ke bisul.,

    ReplyDelete
  16. tahun 2004 :) curiga pohonnya masi kecil :)

    ReplyDelete
  17. hahaha... 2004 mah malah belum nanem kalii

    ReplyDelete
  18. suer..baru lihat pohonnya..kek gini yak ternyata..kakaka....

    ReplyDelete
  19. lah, itu kan mahal say?? obat alternatif segala penyakit katanya
    biasanya disupply dari jayapura kan??

    hayo..nambah2 pendapatan hehhee

    ReplyDelete
  20. wah panen besar nih ..
    banyak bgt buahnya ..

    ReplyDelete
  21. tapi ga tau mau diapain akhirnya kebuang2, huhu...

    ReplyDelete
  22. mahkota dewa di rumah nyokap juga banyak...tapi nga suka euy...

    ReplyDelete
  23. sama euy.. di rumah mertua di Sukabumi banyak bener tuh pohon mahkota Dewa.. sayangnya rumahnya skrng kosong...:(

    ReplyDelete