Semua perasaan terakumulasi saat ini, besok penentuan Abah. Setelah menimbang, berpikir, dan bermusyawarah dengan keluarga besar, memikirkan segala resiko dan manfaatnya, insya Allah keyakinan kami semua bulat, besok Abah akan di operasi. Semua demi kebaikan abah, semua demi kesembuhan Abah.
Genap 14 hari abah opname, bukan waktu yang sebentar. Berlalunya hari terasa lambat, tidak lagi kurasakan lelah yang mendera, semua focus pada sakitnya abah.
Alhamdulillah meski Jibran tempo hari demam mencapai 40’ disusul Kyo ikutan demam hingga 39’, sempet keteteran membagi konsentrasi antara Jibran dan Kyo yangs edang sakit, abah di RS dan kerjaan kantor yang ga mungkin aku tinggalin lama2. Bersyukur aku memiliki atasan yang sangat pengertian, meski beberapa kali aku datang telat atau pulang lebih awal bahkan bolos, blio mengerti kondisiku.
Sekarang giliranku drop, asma kambuh disusul batuk. Ga ada yang bisa kulakukan selain berdoa dan terus berusaha. Symbicort senantiasa selalu mengiringiku, kapan dirasa perlu segera aku pakai. Alhamdulilah sedikitnya mengurangi sesak nafasku.
Abah jarang sakit, itulah kenyataannya selama ini. Namun sungguh itu 1 keliruan besar, bukan abah jarang sakit, sebaliknya karena abah selalu berusaha menyembunyikan sakitnya itu. Dirasakan sendiri, dipendam sendiri, hingga kami semua merasa abah baik-baik saja, sampai akhirnya abah drop dan baru diketahui sakitnya abah kini.
Setelah melalui pemeriksaan panjang, vonis dokter cukup jelas, bagai pukulan telak buat kami semua. Tumor Rektum Ya Allah… sungguhkah ini? Kalimat pertama yang keluar dari mulutku begitu mendengar penjelasan dokter. Di ruang dokter aku menangis, ga lagi peduli tempat, spontan itu yang kurasakan. Sempet terdiam ga tau harus bagaimana, “Bu.. apapun penyakit ayah Ibu, inilah kenyataanya, terima dengan ikhlas ya Bu.” Ucap dokter kepadaku. Degg… inilah kenyataannya. Dokter itu benar, menangis sesuatu yang manusiawi namun aku tidak bisa terus2an hanya menangis. Aku harus bangkit, meski dirasa berat Insya Allah pasti ada jalan keluar.
Penyebab sakitnya abah selama beberapa hari kurahasiakan kepada Ibu. Belum cukup hati menyampaikannya, hingga akhirnya Minggu lalu setelah rapat besar keluarga, melalui suamiku, ia menyampaikan keadaan Abah sesungguhnya. Nangis, itu reaksi awal dari Ibu begitu mendengar sakitnya abah, aku cukup mengerti jika Ibu merasa down, itulah yang kurasakan beberapa hari lalu.
Tante, nenek,
Cukup lama kami semua meyakinkan Ibu, bukan perkara mudah bagi Ibu menerima kenyataan ini. Penyakit ayah bagai momok untuk ibu, langsung kebayang kematian dan anggapan tidak dapat disembuhkan. Ya Allah kuatkanlah Ibu, begitu terus ucapku dalam hati. Sedihhhh rasanya liat Ibu menangis, sakit rasanya hati ini, segera kudekati Ibu, kupeluk Ibu, meminta Ibu untuk beristigfar. Ini bagian dari rencana Allah, Insya Allah Bapak pasti sembuh, begitu terus aku mencoba meyakinkan Ibu.
Setelah banyaknya support dari teman, keluarga, tetangga yang diberikan kepada kami, alhamdulillah sekarang kami bisa ikhlas dan menerima kenyataan ini. Kemudian dari internist di rujuk ke dokter bedah, konsul dan membicarakan rencana pengobatan selanjutnya untuk abah. Akhirnya kemarin malam dicapai kesepakatan rencana operasi abah adalah besok Jumat pk 5 sore. Sampai dengan hari ini kondisi abah relative stabil. Pemerikasaan penunjang semua telah dilakukan. MCU, cek lab, konsul ke kardiolog, dan semua hal yang berkaitan dengan rencana operasi sejak kemarin sudah mulai dipersiapkan.
Selebihnya tugas kami semua untuk meyakinkan abah bahwa operasi ini Insya Allah berjalan lancar. Meski jujur semakin mendekati hari H aku semakin deg2an. Cemas luar biasa. Ini operasi besar dan serius, begitu ucap dokter bedah. Persiapkan mental dan terus berdoa, team dokter akan berusaha yang terbaik itu pasti, selebihnya Allah yang punya kuasa. Setiap operasi pasti ada resikonya, namun pikirkanlah tujuan operasi ini untuk kesembuhan abah. Berkali-kali dokter menegaskan hal ini kepada kami.
Mungkin Inilah saatnya aku berbakti kepada orangtua, Ya Allah, kuserahkan semua ini kepadamu, kupasrahkan semuanya kepadamu, kami ingin kesembuhan untuk abah, kami ingin abah bisa berkumpul lagi bersama kami. Berilah kelancaran pada operasi besok. Amien…
*doaku untuk abah, ayah dan kakek yang sangat kami sayangi…”
semoga operasi berjalan lancar ya Mba. Abah cepet sembuh...kuat dan sabar ya Mba Diz..
ReplyDeleteSemoga Allah melancarkan dan kembali memberi kesembuhan untuk Ayah Mbak...Do'a dan support terkirim selalu dari kami sekeluarga...Dengan ikhlas akan memudahkan segalanya...InsyaAllah. Amin
ReplyDeletesemoga besok operasinya abah diberikan kemudahan dan smg abah cpt sehat lagi setelah operasi, amiiin..
ReplyDeletesy doakan semoga diberi yg terbaik sis
ReplyDeleteYang kuat ya Mbak Disna demi Ibu tersayang dan Jibran tercinta, semoga Abah lekas sembuh ya..
ReplyDeleteSabar ya diz...
ReplyDeleteSemoga operasi abah besk berjalan dengan lancar dan abah diberi kesembuhan.....amiin....
Semoga Abah cepet sembuh ya mba..
ReplyDeletesemoga semuanya berjalan lancar ya mba dizna...semoga juga abah cepat sembuh....
ReplyDeletesemoga besok operasinya abah berjalan lancar ya mba. dan abah bisa sehat kembali seperti sedia kala.. amin
ReplyDeletesemoga dilancarkan, dimudahkan dan diberi kesabaran utk abah dan seluruh anggota klrga mba dizna.. apapun itu pasti yg terbaik mba...
ReplyDeletesemoga cpt sembuh ya abah...
Semoga diberikan yg terbaik oleh Allah.. Diangkat penyakitnya dan dberikan ksembuhan..
ReplyDeleteikut doain mba... mudah2an operasi lancar dan abah sehat lagi...Allah pasti kasih yg terbaik...
ReplyDelete*huhuhu ikut sedih.. *
berkaca2 mataku membaca ceritamu bunda
ReplyDeletesemoga operasinya berjalan lancar dan sukses mengangkat semua penyakit Abah. Tuhan juga memberi hikmat kepada tim medis utk melakukan operasinya.
Semoga diberi kelancaran dan kemudahan ya Mbak...
ReplyDelete