Menikmati proses "weaning" tidak lah mudah...

Weaning with love.. ahhh... sepertinya kata2 itu terasa indah ya? Begitupun harapanku sejak usia Jibran 1th, aku bertekat untuk terus ASI hingga 2th usia Jibran. Alhamdulillah meski itu tidaklah mudah namun tinggal beberapa hari lagi mimpiku tercapai.. 7 Juni nanti genap 2th usia Jibran. Alhamdulillah... setelah perjuangan yang panjang selama 2 th kurang 4 hari, melalui masa2 indah menyusui akhirnya masa2 indah itu "harus" diakhiri. Bismillah.....

Tadi pagi kusempatkan intip kulkas dan periksa stok ASIP Jibran yang tertinggal, ternyata semakin mendekati 2th stok ASIP Jibran makin menipis, tadi pagi aja kulihat tinggal 8 bungkus @ 100ml. Wajar sih.. karena mulai sebulan lalu frekuensi perah ASI mulai kubuat 1x sehari aja dengan hasil 300ml, sebelumnya kan aku rutin perah ASI 2x sehari. Di rumah pun begitu aku sudah mentraining Jibran untuk tidak terlalu sering mimi ASI, sukses kah? Sebaliknya tidak mudah ternyata, setiap kali Jibran minta mimi aku selalu jawab, "Sekarang kaka masih boleh ya mimi ASI tapi nanti pas 7 Jun tiup lilin, miminya diganti mimi putih dan ultra ya ka..kan kaka udah besar, kalo udah besar ga mimi ASI lagi, ok??" Kadangkala Jibran merespon ucapanku dengan senyum namun seringnya apalagi sekarang justru dengan merajuk lalu menangis dan berujar, "ga mau nda.. maunya mimi nda." Duhhhh....

Seminggu ke belakang mendekati 7 Juni, aku dan ayahnya juga yang di rumah pelan2 selalu mengingatkan Jibran disaat Jibran minta ASI, "kaka anak pintar miminya ga ASI lagi yaa.. " tapi rupanya Jibran sudah mengerti dan ucapan yang kita sampaikan dijawab dengan tangisannya dan teriak, "ga mau.. maunya mimi nda.." Kalau udah begitu aku yang keder antara tega dan ga tega. Berkali-kali aku yakinkan perasaanku bahwa inilah saatnya untuk mengakhiri semua, pelan2 dan tanpa paksaan, namun sungguh ternyata tidak mudah yaa.. aku masih "belum cukup tega" melihat Jibran sedih dan merajuk acapkali permintaan mimi tetap kuberikan namun dengan embel2 "kaka.. udah gede, jadi mimi nya diganti mimi putih." Berkali-kali juga aku baca postingan  mba clodi, postingan tsb seolah salah satu motivasiku, namun duarrr.. begitu berhadapan dengan jagoanku, luluh lantah dan berakhir ketidak tegaan melihat Jibran yang merajuk.

Sabtu Minggu lalu puncaknya, week end tsb kuisi dengan penuh aktivitas bersama Jibran. Jalan-jalan, ikut arisan, renang pokoknya aktivitas di luar rumah dengan harapan Jibran lupa akan ritual mimi ASI. Kebiasaan Jibran hanya mau mimi ASI di dalam kamar jadi begitu di luar rumah Jibran pasti nolak. Bahkan jika kita lagi menginap di rumah Abah, Jibran ga mau mimi di sembarang tempat pokoknya kalo minta mimi harus dilakukan didalam kamar dan berdua saja dengan aku. Pintar yaa anakku dan sopan.. (GR nih..)     

Ternyata aku keliru besar, setelah 2 hari berturut2 aku ajak Jibran berkativitas di luar rumah, akhirnya Jibran drop, Minggu malam Jibran mulai demam, batuk dan pilek. 2 hari lalu dlalui tanpa ASI ditebusnya Minggu malam kemarin dengan mimi ASI ga mau lepas, sampai perihhhh rasanya PD ini karena disedot terus. Jujur aku ngerasa salah banget dan kasian sama Jibran, karena kekeliruanku akhirnya menyebabkan Jibran sakit. Senin pagi saat aku bersiap untuk berangkat ke kantor Jibran tambah rewel dan minta gendong ga mau lepas. Sudah dibujuk, di rayu, namun ga mempan, pagi itu Jibran nangis ga mau ditinggal. Kucek suhunya tambah panas, saking rewelnya, saat akan kucek suhunya dengan termometer Jibran menolak bahkan tambah kejer. Mulai ga mau makan karena kulihat ada sariawan di gusinya. Juice, agar-agar, sup semua ditolaknya, dan yang Jibran mau hanya mimi ASI. Jadilah Senin lalu aku bolos kerja menemani Jibran yang sakit. Seharian itu mimiiii... terus bener2 ga mau lepas, bahkan aku izin untuk ke kamar mandi atau sholat saja tidak boleh. Duuhhh.. apa iya caraku kemarin keliru sekali ya, sehingga Jibran merasakan itu? Apa iya terkesan memaksa? Pikiran2 tsb memenuhi kepalaku.

Sampai tadi malam Jibran masih ga mau lepas dariku. Frekuensi mimi ASI di malam hari yang sebelumnya hanya 1 kali atau 2 kali sekarang kembali menjadi 4 bahkan 5 kali terbangun dan minta ASI. Sepertinya proses weaning itu tidak bisa disegerakan. Aku rasa ga mungkin juga aku egois menuruti nasehat tetanggaku atau kaka iparku untuk segera menyapihnya dan memolesi puting dengan jamu atau saos sambal. Duhh.. extrim banget sih. Insya Allah pelan2, dan kunikmati dulu dan kuturuti maunya Jibran saat ini, meski idealnya ASI diberikan selama 2th kalo melihat Jibran seperti ini apa iya aku tega. Sementara tutup kuping dan ga peduli dengan omongan orang2 disekitarku yang menyuruh aku menyegerakan menyapihnya. Aku tetap ibunya akulah yang paling mengerti perasaan Jibran. Mohon doanya dan supportnya ya... Bismillah dan Insya Allah...